Siswa Papua Menggapai Asa

828

Kesungguhan

Tidak mudah untuk bisa memperoleh sekolah di Jogja bagi saudara-saudara kita dari pegunungan Papua tersebut. Ada masalah administrasi yang harus diatasi. Ada pula kendala sosial karena persepsi umum tentang kelakuan anak-anak Papua di Jogja yang cenderung negatif.

Tetapi dengan usaha keras dan kesungguhan, segala hambatan dan rintangan pun bisa dilalui. Toh ini bukan pertama kalinya kami mendampingi anak-anak dari Papua untuk bisa diterima dan belajar di sekolah-sekolah ataupun perguruan tinggi di Jogja.

Bukan hanya berjuang untuk diterima di Sekolah, tetapi juga diterima oleh masyarakat di lingkungan tempat tinggal.

Baca juga: KAGAMA Papua Barat Gelar Bakti Sosial, Kirim 16 Dokter Spesialis ke Daerah

Tahun 2017 Saya dan keluarga sudah menerima delapan siswa dari Puncak, Papua. Tinggal serumah dengan kami sekeluarga, sehari-hari mereka bersekolah di SMP dan SMA yang berada di kecamatan Depok, Sleman.

Karena seleksi alam, dari delapan siswa tersebut sekarang hanya bertahan separohnya. Hanya empat anak yang kini masih lanjut ke kelas 3 SMA. Tahun depan mereka berjuang merebut kursi perguruang tinggi terbaik.

Tahun 2018, GTP UGM dan Pusat Pengembangan Kapasitas dan Kerja Sama (PPKK) FISIPOL UGM juga mendampingi puluhan dan ratusan siswa lulusan SMA untuk berjuang melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.

Dari seleksi terhadap sekitar 300-an lulusan SMA dari berbagai distrik di Kabupaten Mappi, Pemda mengirimkan 100 calon mahasiswa untuk dipersiapkan masuk ke Fakultas Keguruan di Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta, dan 21 calon mahasiswa umum non keguruan yang dibina langsung oleh GTP UGM.

Baca juga: UGM Kirim Tenaga Pendidik ke Kabupaten Mappi, Papua

Setelah 9 bulan digembleng di Jogja, dari 100 calon mahasiswa USD, 80-an orang berhasil survive dan siap mengikuti kuliah di USD. Sedangkan dari 21 yang berada dalam pendampingan GTP UGM, 9 orang sudah berhasil diterima di berbagai Fakultas di UGM, dua orang masuk ke USD, dan sepuluh orang masih harus berjuang lagi untuk bisa mendapatkan kursi perguruan tinggi di Jogja.

Penerimaan dan Kebersamaan

Cerita yang saya tulis di atas hanyalah sekadar sharing, sekadar berbagi, bahwa dengan komitmen dan kesungguhan, kita bisa berjuang untuk membantu pendidikan saudara-saudara kita yang sebelumnya kurang mendapatkan kesempatan dan dukungan.

Mereka tidak pernah mendapatkan pelayanan pendidikan yang memadai. Pengetahuan dan keterampilan mereka, sangat jauh tertinggal dibanding anak-anak seusia mereka di luar Papua, apalagi jika dibanding anak-anak kita di Jogja.

Kini saatnya mereka bisa menikmati akses pendidikan secara bebas dan terbuka, memberi kesempatan yang luas untuk berkembang meraih cita-cita mereka.

Saya bersyukur bahwa para pejabat pendidikan, para guru, dan warga masyarakat di Yogyakarta bisa menerima saudara-saudara kita dari Papua ini dengan tangan dan hati yang terbuka. Mari bergandengan tengan membangun Papua. Mari bersama, kita membangun Indonesia.*

Baca juga: Kagama Papua Barat Ajak Seluruh Alumni Bangun Tanah Papua