Sisi Lain Kawasan Masjid Gedhe Kauman

1337

Walaupun diberi sedikit kebebasan menggunakan area, para pengunjung tetap menjaga ketertiban dan kebersihan area masjid selayaknya tempat ibadah.

Kawasan yang menjadi cikal bakal berdirinya Muhammadiyah ini tidak hanya terdiri dari bangunan masjid saja. Di sebelah timur masjid, terdapat dua bangunan yang biasa digunakan untuk bermain gamelan.

Kemudian dua bangunan lagi difungsikan untuk tempat menginap, bagi orang-orang yang beribadah sampai tengah malam. Sementara di sebelah selatan masjid, dibangun juga fasilitas perpustakaan untuk umum.

Keberadaan Masjid Gedhe Kauman tidak hanya memberikan manfaat bagi para wisatawan dan penduduk kampung Kauman, tetapi juga menguntungkan warga sekitar yang berprofesi sebagai pedagang.

“Tempat wisata selalu jadi potensi pedagang. Sudah 6 tahun saya jualan minuman di sini. Kalau Syawal saya juga jualan gudeg dari pagi sampai malam, soalnya ramai kalau pas Syawal gitu,” jelas Upik yang selalu memanfaatkan momen hari besar untuk berdagang apa saja.

Hal ini juga disetujui Jumiati. Sebelumnya para pedagang di sini berjualan di sekitar Alun-alun Utara. Tetapi setelah ada larangan dari pemerintah, para pedagang ini beralih jualan di area Masjid Gedhe Kauman.

Walaupun telah menjadi kawasan yang berfungsi untuk umum, kegiatan-kegiatan di Masjid Gedhe Kauman yang sudah lama membudaya tetap dilestarikan hingga kini.

“Kalau pas pasar malam diadakan, Sri Sultan Hamengkubuwono X ya pasti ke sini. Terus masjid ini juga masih dimanfaatkan sama abdi dalem keraton untuk banyak keperluan,” lanjut Jumiati menjelaskan.

Dari zaman ke zaman, Masjid Gedhe Kauman tidak hanya sebagai tempat ibadah yang bersejarah. Keberadaannya memberikan nilai-nilai edukasi, kesejahteraan, dan wisata bagi penduduk sekitar.(Kinanthi/Magang)