Sikap Bupati Ayu Retno Dumilah yang Membuat Purabaya Berubah Nama Menjadi Madiun

15279

Baca juga: Belum Berhasil di SNMPTN? Yuk Ikut Seleksi Mandiri UGM

“Turut hadir raja Ternate, Tidore, Goa, tallo, Bugis, Bali, Banjar, Dell Serdang, Langkat, Siak. Samudra Pasai, Banten dan Cirebon,” kata Purwadi kepada Kagama.

Tak lama setelah pernikahan itu berlangsung, Raden Ayu Retno Lembah diserahi kekuasaan oleh sang ayah atas Kadipaten Ngurawan.

Sang ayah merasa tua dan memilih lengser keprabon madeg pandita (mengundurkan diri secara sukarela).

Dalam masa kepemimpinan Ayu Retno Lembah, kademangan (kelurahan) Dolopo dinaikkan statusnya menjadi kawedanan (kecamatan).

Peristiwa ini terjadi pada tanggal 24 Maret 1520. Namun demikian, kenaikan status ini disertai dengan perubahan nama menjadi Purabaya.

Baca juga: Direktur Tresuri Bank Panin Jebolan UGM Ungkap Langkah yang Harus Dilakukan Perbankan di Masa Pandemi

“Pura berarti Istana, baya berarti pakewuh. Artinya Istana yang berguna untuk melakukan pengabdian pada bangsa,” ucap Purwadi.

“Kawedanan Purabaya dipimpin oleh Wedana Mas Ngabehi Reksogati. Kediaman Mas Ngabehi Reksogati dinamakan Sogaten,” jelas alumnus Fakultas Filsafat dan Fakultas Ilmu Budaya UGM ini.

Kepemimpinan Ngabehi Reksogati berlangsung hingga tiga generasi (Ngabehi Reksogati I-III) antara 1520-1568.

Sebuah peristiwa penting terjadi pada masa kepemimpinan Ngabehi Reksogati III.

Status Purabaya dinaikkan menjadi kabupaten seiring prestasi yang ditorehkan.

Baca juga: Penyebab Masyarakat Sulit Mematuhi Protokol Kesehatan