Sikap Agile dalam Perilaku Penting untuk Membentuk Budaya Tatanan Baru

1494

Baca juga: Hadapi New Normal, UGM dan KAGAMA Siapkan Rumusan Tata Kehidupan Baru

“Seseorang harus memahami basis filosofi dari peraturan yang ada. Sehingga jika mendapatkan resistensi dari lingkungan, dia bisa mendengar dan berdiskusi untuk menghasilkan win-win solution.”

“Mungkin tidak ideal, tetapi tidak kembali pada kebiasaan lama yang salah,” papar Division Head of Corporate Culture and Knowledge Management PT Pama Persada Nusantara ini.

Dalam fase internalisasi, sikap dan nilai-nilai yang diyakini seseorang akan terwujud dalam sebuah perilaku.

Perilaku tidak sekadar muncul sebagai respons, melainkan dilakukan tanpa diminta. Dalam hal ini, perilaku baru telah berubah menjadi budaya.

Yuli juga menyebut, kedua fase perlu trial dan error sebagai referensi dalam mitigasi risiko.

Dia yakin referensi yang dihasilkan dapat membantu orang dalam membangun sikap agile. (Ts/-Th)

Baca juga: Terpilih Jadi Ketua Umum KAHIGAMA, Nia Sarinastiti Bertekad Rangkul 6 Dekade Alumni