Siapa Saja Orang yang Percaya Kerajaan Abal-abal?

296

Baca juga: Anjangsana ke Australia, PP KAGAMA Lantik Ketua Baru KAGAMA Canberra

Ada bebagai ritual yang menggunakan metode intimidasi dan hipnotis.

Selain itu, kerajaan tersebut memiliki kemampuan bicara yang canggih dan persuasinya kuat.

“Dengan sederet bujukan yang kemudian dibumbui dengan narasi yang seolah-olah nyata, orang kemudian jadi percaya,” ujarnya.

Bilamana ada pengikut yang keluar, biasanya kerajaan akan menganggapnya pemberontak atau teroris.

Baca juga: Arbain Rambey di KAGAMA Yuk Motret: Kemampuan Teknis Bukan Hal Utama dalam Foto Travel

Bayu menduga mereka yang mudah didoktrinasi oleh kerajaan abal-abal memang kurang literasi.

Di sisi lain, mereka memiliki kerinduan untuk kebangkitan masa lalu sebagai bagian dari identitas lokal.

“Misalnya, orang lain menganggap Jogja itu menarik, karena masih punya raja. Nah, emosi masa lalu seperti ini yang ditawarkan oleh kerajaan abal-abal.”

“Baik kerajaan asli maupun abal-abal, ya target akhirnya akan seperti Jogja. Nggak usah ada pilgub, tetap jadi gubernur,” jelasnya. (Kinanthi/ ed. Taufiq)

Baca juga: KAGAMA Yuk Motret Kunjungi Bendungan Kering Pertama di Indonesia