Serba-Serbi Prosesi Wisuda dan Istilah Sarjana

4559

UNIVERSITAS Gadjah Mada (UGM) berdiri sejak 19 Desember 1949. Bagaimanakah awal mula prosesi untuk menandai kelulusan mahasiswa? Tahukah Anda, kapankah pertama kalinya prosesi wisuda sarjana diselenggarakan?

Prosesi Wisuda Sarjana UGM untuk pertama kalinya diselenggarakan pada 1963. Tahun itu pula istilah “sarjana” mulai dipakai. prosesi tersebut dilaksanakan dalam Rapat Senat Terbuka di Sitihinggil, Yogyakarta. Sarjana-sarjana terbaik kala itu disebut sebagai “Parama Wisuda”, terdiri atas : 1) lulusan Terbaik (Purna Wisuda), 2) bakat Peneliti Terbaik (Widya Wisuda), dan 3) telah Pengabdian Masyarakat Terbaik (Bhakti Wisuda).

Puncak lulusan terbanyak UGM terjadi pada 1964 dan 1965. Tercatat pada 1964, UGM meluluskan 1370 mahasiswa. Angka tersebut melonjak pada 1965, sebanyak 1454 sarjana telah lulus.

Berdasarkan buku tersebut, pada kurun 1950-1962, UGM memang telah meluluskan mahasiswa-mahasiswanya, tapi belum ada istilah wisuda pada waktu itu, tentunya upacara wisuda belum ada pula. Pelaksanaan upacara kelulusan dilaksanakan di Kampus UGM Mangkubumen yang kala itu masih berada dalam area Keraton Ngayogyakarta.

Lalu, bagaimanakah sistem penamaan gelar sebelum 1963? Pada 1962 gelar bagi mahasiswa yang telah lulus adalah Propaedeuse, Kandidat, Baccalauret I, Baccalauret II, Doktoral, Doktoral I, Doktoral II, Semi Arts, Arts, Insinjur, Dokter, Dokter Gigi, Dokter Hewan, dan Apotheker.

Wisuda sempat Ditiadakan

Pada 1972 upacara wisuda tingkat universitas ditiadakan. Menurut Rektor UGM kala itu, Prof. Dr. Soeroso  H. Prawirohardjo, MA., hal itu bukanlah sebuah kemunduran, melainkan sesuatu yang realistis. Upacara wisuda sebenarnya tetap dilakukan pada tahun itu, tapi hanya di tingkat fakultas.

Hal terebut tidak berlangsung lama. Tiga tahun setelahnya, yakni 1975, upacara wisuda kembali dilaksanakan di tingkat universitas. Pada tahun ini pula, UGM telah meluluskan wanita pertama yang menjadi sarjana Filsafat UGM atas nama Kenti Lukisanita Nandar.

Mulai tahun 1976, Upacara Wisuda Sarjana tidak lagi dilaksanakan di kompleks area Keraton Ngayogyakarta. Saat itu prosesi wisuda berpindah di Gedung Kesenian Bulaksumur (yang sekarang dikenal dengan Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjosoemantri). Selain itu, mulai tahun ini pula upacara wisuda dilaksanakan tiga kali dalam setahun, yakni pada bulan Mei, Agustus, dan Desember.

Pada 1977 pemerintah mengeluarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) No. 0233/U/1977 tentang Pengesahan Statuta Universitas Negeri Gadjah Mada. Pada pasal 21 peraturan ini menentukan bahwa lulusan program ilmiah akan diberikan derajat ilmiah menurut jenjang pendidikannya. Sementara, lulusan program keahlian jabatan akan diberikan sebutan jabatan menurut jenis keahliannya.

Berdasarkan peraturan ini pula, tiap mahasiswa yang akan menerima ijazahnya harus disertai dengan persyaratan prasetia alumni. Oleh karenanya, Panca Prasetya yang biasanya diucapkan tiap wisuda sampai sekarang juga lahir dari peraturan ini.

Pada 1979 dengan turunnya Surat Keputusan Mendikbud No. 0124/U/1979, sistem pengajaran UGM disusun dalam dua jalur, yakni jalur gelar dan nongelar. Jalur gelar terdiri atas empat jenjang, yaitu Sarjana Muda (110-120 SKS), Sarjana (144-160 SKS), Pascasarjana (180-194), dan Doktor (228-233 SKS). Sedangkan, jalur nongelar terdiri atas Diploma I, Diploma II, Diploma III, Spesialis I (setingkat S2), dan Spesialis II (Setingkat S3).

Sejak turunnya SK Mendikbud tersebut, UGM untuk pertama kalinya melaksanakan Upacara Wisuda Pascasarjana pada 1982. Sementara itu, wisuda nongelar pertama terjadi pada tahun 1985. Keduanya dilaksanakan berbarengan dengan wisuda sarjana. Untuk, gelar dan sebutan bagi para wisudawan yang seperti sekarang, lahir setelah adanya SK Mendikbud No. 036/U/1993.

Tempat upacara wisuda kembali berpindah pada 1987. Upacara Wisuda yang meliputi sarjana, pascasarjana, nongelar ekonomi, dan nongelar teknologi tersebut tidak lagi bertempat di Gedung Kesenian Bulaksumur/Gedung Purna Budaya, melainkan di Balairung UGM.

Akhirnya, lokasi upacara wisuda yang seperti sekarang ini, yakni di Grha Sabha Pramana (GSP), mulai terselenggara sejak 1994. Upacara tersebut masih meliputi wisuda untuk lulusan diploma, sarjana, dan pascasarjana. Kemudian, pada 1998 upacara wisuda untuk pascasarjana mulai dipisah dengan diploma dan sarjana hingga sekarang ini. [RTS/sumber : Bagian Humas dan Protokoler UGM]