Separuh Wilayah Purworejo Dulunya adalah Semarang Suwung

3571

Baca juga: Purworejo adalah Tanah Hadiah dari Kerajaan Medang Kamulan kepada Abdi Dalem Paling Setia

“Kadipaten Semawung selanjutnya dipimpin oleh Raden Mas Tumenggung Bantjak Kertonagoro Sawunggalih l,” tutur Purwadi.

“Pada masa pemerintahan beliau, diperkenalkan warna bendera gula kelapa. Maklum, daerah Kutoarjo tumbuh subur dengan ragam pohon kelapa,” sambung pria asal Nganjuk ini.

Saat Sawunggalih II memimpin, Semawung mulai memasarkan gula kelapa ke Asia Timur, Asia Selatan, Asia Barat, hingga Afrika.

Apa yang digagas Sawunggalih II dipertahankan oleh Raden Mas Soerokusumo.

Namun, Soerokusumo juga menggalakkan usaha perikanan di Sungai Bogowonto.

Baca juga: Alumnus Akuntasi UGM Didapuk Jadi Deputi Keuangan dan Manajemen Risiko Kementerian BUMN

Tampuk kepemimpinan lalu beralih ke Raden Arya Adipati Pringgoatmodjo (1852), dan dilanjutkan Raden Arya Adipati Tumenggung Toerkidjo Poerboatmodjo (1870).

Pada masa Poerboatmodjo, infrastruktur irigasi dibangun di Semawung.

“Bendungan sepanjang aliran Kali Bogowonto dibangun dengan megah nan mewah, kokoh bakoh. Pencairan lancar, pertanian gancar,” kata Purwadi.

Nama Kadipaten Semawung tetap harum kala singgasana adipati dipercayakan kepada Arya Poerbo Hadikoesumo (1915-1933).

Baca juga: Owner Jawara Banten Farm Alumnus UGM: Jangan Bertani dan Beternak Hanya karena Sedang Tren

Pada akhir masa kepemimpinan Hadikoesumo, sebuah fenomena bersejarah terjadi di Semawung.

Semawung melebur dengan Kabupaten Purworejo yang telah berdiri sejak Kerajaan Medang Kamulan (Mataram lama).

“Kadipaten Semawung digabung dengan Kabupaten Purworejo. Bupati dijabat oleh Raden Adipati Arya Hasan Danoediningrat,” kata Purwadi.

“Babak baru pada awal abad 20 untuk perkembangan sejarah Kabupaten Purworejo,” pungkasnya. (Ts/-Th)

Baca juga: Beban Berlapis, Begini Trik Mengatur Keuangan bagi Sandwich Generation