Sekjen Kemendikbud: Pandemi Covid-19 Jadi Stimulus untuk Mempercepat Tercapainya SDM Unggul

720

Baca juga: Kegiatan Menggambar dan Mewarnai Online KAGAMA Bali Mengobati Kerinduan Anak akan Sekolah

“Platform lain di antaranya ada, plaform guru, platform kurikulum, serta platform kesesuaian kompetensi yang digunakan lulusan untuk mencari kerja atau menambah kompetensi,” tutur pria asal Kediri, Jawa Timur ini.

Keempat, memperbaiki kurikulum nasional, pedagogi, dan penilaian. Hal ini meliputi penyederhanaan konten materi belajar, sehingga bisa fokus pada literasi dan numerasi.

Harapannya siswa di masa depan dapat menjadi problem solver, mampu berpikir dengan pergerakan tinggi. Tidak hanya menghafal, tetapi mampu menyelesaikan masalah-masalah yang kompleks.

Kelima, meningkatkan kolaborasi dengan pemerintah daerah untuk memastikan distribusi yang merata, kerja sama dengan pendekatan yang bersifat personal dan konsultatif, serta memberikan penghargaan berdasarkan prestasi.

Keenam, membangun sekolah atau lingkungan belajar masa depan yang aman dan inklusif, memanfaatkan teknologi, kolaboratif, kreatif, dan sistem belajar berbasis pengalaman.

Baca juga: Empat Tahun Dubes Wahid Bertugas di KBRI Moskow, Wisatawan Rusia ke Indonesia Meningkat Nyaris 100 Persen

Ketujuh, memberikan insentif atas kontribusi kolaborasi pihak swasta di bidang pendidkan melalui dana CSR, insentif pajak, kemitraan swasta dan publik, serta otonomi dan keuntungan yang lebih besar.

Kedelapan, mendorong kepemilikan industri dan otonomi pendidikan vokasi. Sebuah tantangan lama, yang sampai saat ini masih terus diupayakan. Pihaknya masih terus berusaha mencari cara agar pendidikan vokasi bisa dilaksanakan bersama industri.

“Bagaimana industri punya peran besar dalam pendidikan vokasi, sehingga siswa punya kesempatan untuk berlatih secara nyata di tempat kerja atau laboratorium yang memiliki spesifikasi sama dengan tempat kerja,” jelasnya.

Kesembilan, membentuk pendidikan tinggi berkelas dunia. Hal ini terkait perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta inovasi-inovasi, sehingga mampu menjadi driver dalam mewujudkan ekonomi yang menghasilkan kesejahteraan.

Kesepuluh, menyempurnakan skema akreditasi dan otonomi lebih. Strategi ini memberikan fleksibilitas kepada mahasiswa untuk belajar lebih luas.

Baca juga: Alumnus Farmasi UGM Ungkap Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Mengkonsumsi Obat Herbal