Sekaten: Dari Awul-awul Hingga Jajanan Unik

1700

Biasanya jika pakaian bekas yang ia dapat, tidak hanya untuk dipakai sendiri. Beberapa yang cukup bagus ia cuci dan dijual kembali secara daring dengan harga yang jauh lebih mahal.

Kendati demikian, menurutnya selalu saja ada yang membeli. Karena memang biasanya selain bermerek dan masih baik kondisinya, pakaian yang ia jual kembali juga cukup langka di pasaran.

“Biasanya saya pakai sendiri, kalau ada yang saya kurang cocok tapi bagus dan bermerek saya jual lagi,” pungkas Raja diselingi tawanya.

Berbeda dengan Raja, Harun, mahasiswa HI UGM asal Gresik mengaku tak begitu tertarik ngawul. Ia mengaku datang setiap tahun ke sekaten semenjak tahun 2015.

Tujuan utamanya selain jalan-jalan adalah mencari jajanan. Menurutnya, ketika Sekaten banyak makanan unik yang dijual.

Daya tarik itulah yang membuat ia setia mengunjungi Sekaten walaupun sendirian. Musim hujan yang telah tiba tak membuat niatnya surut. Malam ini ia mengaku langsung ke Sekaten sepulang dari rapat UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) di kampus.

“Kalau saya sudah gak di Jogja, mungkin Sekaten ini yang paling nganenin buat saya,” ujar Harun.

Sekaten memang memiliki arti tersendiri bagi setiap pengunjungnya. Walaupun hadir di bulan-bulan yang kerap dilanda hujan tak membuat Sekaten sepi.

Banyak yang dihadirkan Sekaten seperti kuliner, awul-awul, wahana-wahana ala pasar malam dan tentu momen memadu kasih bagi muda-mudi. Jadi, bagi anda yang pernah singgah lama di Jogja, apa yang paling berkesan dari Sekaten?