Sejarah Perdagangan Minyak Indonesia, Dipenuhi Kelompok Sarat Kepentingan

430

Baca juga: Peringati Dies Natalis ke-70 UGM, Kagama Pemalang Gelar Donor Darah

Kala itu produksi Pertamina sangat tinggi, bahkan hingga mencapai 1,5 juta barrel per-hari.

Bersamaan dengan itu, pada tahun 1980-an juga terjadi oil booming dan menghasilkan keuntungan besar .

Namun demikian, sebagian besar keuntungan tersebut hanya dinikmati kelompok tertentu, seperti pendukung Orde Baru dan keluarga penguasa.

Selanjutnya, periode ketiga perdagangan minyak Indonesia dinamakan periode Petral yang terjadi pada 1998-2015.

Baca juga: Keadilan Sosial bagi Anak Penderita HIV/AIDS

Pada periode tersebut ada pengaruh dari pihak ketiga yang disebut sebagai powerfull person ataupun powerfull company yang sangat kuat.

Peneliti juga mengungkap soal pihak ketiga yang ikut campur dalam proses pengadaan dan jual beli produk kilang (BBM).

Pihak ketiga tersebut berhasil memengaruhi personel-personel di Petral/PES untuk mengatur proses tender.

Hal itu membuat Pertamina tak mendapat harga terbaik ketika melakukan pengadaan minyak maupun jual beli produk BBM. (Ezra)

Baca juga: Mengontrol Pengeluaran Jelang Tahun Baru