Saran Pakar Teknik Sipil dan Lingkungan UGM untuk Bereskan Banjir Jakarta  

1866
Warga Jabodetabek masih berkutat dengan musibah banjir yang menerjang pada Rabu (1/1/2020). (Foto: Dosen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik UGM, Prof. Ir. Nur Yuwono, Dipl.HE.). Dok Istimewa
Warga Jabodetabek masih berkutat dengan musibah banjir yang menerjang pada Rabu (1/1/2020). (Foto: Dosen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik UGM, Prof. Ir. Nur Yuwono, Dipl.HE.). Dok Istimewa

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Melansir Kompas, Jumat (3/1/2020), ada 12.491 jiwa yang mengungsi sebagaimana laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI.

Jumlah pengungsi tersebut turun dari yang sebelumnya ditaksir mencapai 19 ribu warga.

Musibah banjir yang disebut-sebut karena tingginya curah hujan pada malam tahun baru 2020 ini sedikit mengingatkan pada tragedi 2007.

Yakni ketika Jakarta mengalami banjir paling parah dalam tiga abad terakhir, seperti diberitakan Tirto.

Kala itu, hujan lebat seolah tak mau berhenti selama satu pekan.

Alhasil, 60 persen wilayah DKI Jakarta lumpuh.

Banjir Jakarta 2007 menewaskan 79 orang dan menimbulkan kerugian yang ditaksir Rp5,1 triliun.

Baca juga: Arif Wibowo Ukir Pengalaman Menyenangkan di Bidang Pertanian Sejak Mahasiswa

Insiden pada masa lalu tersebut membayangi warga DKI Jakarta dan sekitarnya mengingat laporan BMKG menyatakan bahwa masih ada potensi hujan dalam seminggu ke depan.

“Curah hujan masih sampai ke minggu depan. Dan yang perlu kita cermati saat ini adalah belum memasuki puncak musim hujan,” kata Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Fachri Radjab, di Monas, Jakarta Pusat, Rabu (1/1/2019), melansir Detik.

“Jadi potensi hujan rendah dan hujan lebat masih ada sampai seminggu ke depan,” jelasnya.

Berkaca pada secara sejarah, DKI Jakarta memang langganan banjir sejak 1699.

Yakni ketika Jakarta masih menjadi daerah kolonialisme Belanda dengan nama Batavia.

Padahal, masalah banjir selalu menjadi perhatian pemerintah pusat maupun daerah dari tahun ke tahun.

Akan tetapi, beberapa pakar dari Teknik Sipil dan Lingkungan UGM melihat upaya yang dilakukan pemerintah terbukti tidak efektif dalam menanggulangi bencana yang setiap tahun hampir selalu terjadi ini.

Baca juga: Curah Hujan Ekstrem, Ganjar Pranowo Imbau Warga Siaga Bencana!