Robot Pengecat Gedung Bertingkat Karya Inovasi Mahasiswa UGM

445

BULAKSUMUR, KAGAMA – Angka kecelakaan kerja yang dirilis BPJS Ketenagakerjaan hingga November 2016 mencapai angka 101.367 kasus kecelakaan kerja. Dari data tersebut, sejumlah 2.382 orang meninggal akibat kecelakaan tersebut.

Tingginya angka kejadian kecelakaan kerja menjadi perhatian mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk melakukan upaya minimalisasi kasus. Salah satu solusi adalah melalui cara menggantikan tenaga kerja manusia dengan robot.

Lima mahasiswa UGM, yakni  Arifandhi Nur M dan Habib Astari A (Fakultas MIPA), Pa’at Wahyu K S (Sekolah Vokasi), Imroatul Mufidah (Fakultas Kedokteran), dan Istria Rimba S (Fakultas Teknik). Mereka mengembangkan robot pengecat tembok luar gedung bertingkat. Inovasi di bidang teknologi ini memermudah proses pengecatan gedung bertingkat.

Pengembangan robot  lahir melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta (PKM-KC) di bawah bimbingan Andi Dharmawan S.Si., M.Cs. “Robot ini bisa menggantikan kinerja manusia  dan penggunaanya diharapkan bisa meminimalisasi angka kecelakaan kerja,” terang Arifandhi Nur M selaku ketua tim, Jumat (16/6) di UGM.

Arifandhi menjelaskan prototipe robot pengecat gedung bertingkat dibuat menggunakan arduino dan single board computer untuk mengontrol pergerakannya. Robot ini dapat mengecat bidang datar dengan luas permukaan sesuai keinginan operator.

“Alat pengecat yang digunakan berbentuk semprot dengan tiang yang memiliki dua derajat kebebasan yaitu X dan Y sebagai sumbu gerakan,”ujarnya.

Cara pengoperasian robot cukup mudah. Operator cukup menginput luasan bidang pengecatan dan warna cat. Setelah itu, sensor kamera akan menangkap gambar tembok yang akan dicat. Apabila ditemukan tembok dalam keadaan belum dicat maka semprotan akan bergerak menyemprot bagian tersebut. Ketika proses pengecatan usai, robot akan melakukan scanning untuk mengecek kualitas hasil pengecatan.

“Robot bisa mengecat tembok dengan luasan maksimal 2×2 meter,” jelasnya.

Dengan menggunakan robot, Arifandhi menuturkan operator dapat mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk proses pengecatan tembok dengan akurat. Sebab, kecepatan penyemprotan saat proses pengecatan dapat diatur sesuai keinginan. Selain itu, proses pengecatan dapat dilakukan secara terus-menerus dan konstan.

“ Harapannya robot dapat diimplementasikan secara nyata dan dengan penggunaanya angka kecelakaan kerja, khususnya bidang konstruksi dapat ditekan,”pungkasnya. [Humas UGM/Ika/rts]