Riwayat Jogja sebagai Kota Batik Dunia

1339
GKR Hemas (kanan) bersama Dr. Ghada Hijjawi-Qaddumi, President WCC-APR (2013-2020) saat berkunjung ke SMK Gedangsari, Gunungkidul. Foto: Istimewa
GKR Hemas (kanan) bersama Dr. Ghada Hijjawi-Qaddumi, President WCC-APR (2013-2020) saat berkunjung ke SMK Gedangsari, Gunungkidul. Foto: Istimewa

KAGAMA.CO, YOGYAKARTA – Sejak 2014, Yogyakarta ditetapkan menjadi Kota Batik Dunia oleh Dewan Kerajinan Batik Dunia atau WCC (World Craft Council).

WCC menetapkan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai Kota Batik Dunia pada peringatan 50 tahun organisasi tersebut di Dongyang, Provinsi Zhejiang, Tiongkok pada 18-23 Oktober 2014.

Presiden WCC Wang Shan menyerahkan penghargaan tersebut kepada Putri Sri Sultan Hamengku Buwono X, GKR Pembayun.

Penghargaan biberikan sebab batik sebagai karya tradisional Indonesia telah menjadi bagian tak terpisahkan dari Yogyakarta.

Sebagai hasil karya yang memiliki nilai seni tinggi dan sejarah yang tak ternilai, secara ekonomi batik juga memberikan keuntungan bagi masyarakat Kota Pelajar.

Direktur Eksekutif Dewan Kerajinan Nasional DIY, Ronni M Guritno, merupakan salah seorang pengusul Jogja sebagai kota batik dunia. Foto: Istimewa
Direktur Eksekutif Dewan Kerajinan Nasional DIY, Ronni M Guritno, merupakan salah seorang pengusul Jogja sebagai kota batik dunia. Foto: Istimewa

Baca juga: Butimo, Inovasi Mesin Batik Tulis Karya Peneliti UGM

Direktur Eksekutif Dewan Kerajinan Nasional DIY, Ronni M Guritno, merupakan salah seorang pengusul Jogja sebagai kota batik dunia.

Menurutnya, Yogyakarta dipilih karena kota ini lebih siap secara administratif dibandingkan Solo ataupun Pekalongan, dua kota batik lain di Indonesia.

Tak hanya itu, Jogja juga mampu bersaing dengan enam kota di enam negara Asia Pasifik kala itu.

Ada tujuh kriteria yang ditetapkan wCC agar suatu darah layak diberi penghargaan sebagai kota batik dunia.

Tujuh kriteria tersebut yaitu nilai historis, orisinalitas, pelestarian, nilai ekonomi, ramah lingkungan, nilai global, dan keberlanjutan.

Baca juga: Panitia Seminar Pra-Munas KAGAMA XIII Kenakan Busana Adat Nusantara