Ritual Pabrik Gula Orang Jawa

1219

Baca juga: Jejak Manis Industri Gula Kesultanan Mataram

Karena itu, agar tebu yang ditanam subur dan menghasilkan kesejahteraan, dikawinkanlah tebu jantan dan betina.

Selain itu, kata Purwadi, dari ritual ditujukan untuk mengusir segala gangguan dan keangkaramurkaan yang ada di dalam pabrik.

Dengan begitu, proses penggilingan tebu diharapkan dapat berjalan lancar dan selamat baik karyawan, pekerja, maupun hasilnya.

Praktik ritual juga dipandang Purwadi sebagai ekspresi rasa syukur kepada Tuhan sang penguasa alam.

“Sepasang tebu wulung tebu yang berwarna ungu melambangkan mantabnya kalbu,” ujar Purwadi.

Baca juga: KRA Pringgalaya, Sang Pembuka Era Monarki Parlementer Kasunanan Surakarta

“Pasangan baru itu akan membina keluarga dengan sepenuh hati, segala tekad, dan pikiran  bijak, untuk selalu mempertahankan kehidupan keluarga,” papar sosok kelahiran 1971 tersebut.

Dalam praktiknya, ritual Pengantin Tebu benar-benar dibuat semirip mungkin dengan acara pernikahan.

Dekorasi pernikahan ala Jawa menghiasi ritual ini. Mulai dari gapura anyaman daun kelapa (bleketepe), sepasang pohon pisang raja, hingga macam-macam daun segar (beringin, majakara, alang-alang, dhadhap serep).

Ada juga tarub, yakni pemasangan tenda di rumah si pemilik acara untuk ruang bagi para tamu dan rewang (sukarelawan pembantu acara).

Ritual Pengantin Tebu di Pabrik Gula Tasikmadu juga tidak melewatkan agenda arak-arakan.

Baca juga: Pemuka Arwah Tanah Jawa Berkumpul di Kraton Surakarta saat Malem Selikuran Ramadan