Rika Fatimah: Pemberdayaan Bukan Sekadar Memberikan Perintah

730

Baca juga: PP KAGAMA Bekali Alumni Keterampilan Menulis untuk Memasuki Dunia Kerja

Keberlanjutan dan pencapaian menjadi ikhtiar bagi manusianya.

Kesalahan persepsi tersebut membuat implementasi program-program menjadi tidak visioner, karena lebih cenderung meniru program yang telah sukses.

“Padahal belum tentu suatu program dapat diterapkan pada suatu wilayah dengan mekanisme dan pengukuran yang sama untuk mendapatkan hasil yang sama,” ujar dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM itu.

Untuk itu, diperlukan sebuah inisiasi atau langkah awal (pioneer) dalam pemberdayaan masyarakat, terutama pemberdayaan ekonomi akar rumput (grass root).

Namun hal tersebut, kata Rika, belum banyak dilakukan karena kecenderungan para pemangku kebijakan selalu ingin melihat success story suatu program sebagai dasar penilaian keberhasilan pelaksanaan suatu program.

Baca juga: KAGAMA Manado Bagikan Masker dan Hand Sanitizer ke Awak Media

“Sementara pioneer merupakan sebuah langkah inisiasi dan belum tentu ada success story yang lebih sesuai jika diukur dalam pencapaian programnya,” pungkasnya.

Menyikapi hal tersebut model G2R Tetrapreneur menghadirkan sebuah model, dengan unsur penggerak utamanya adalah masyarakat.

Kemudian dimotori oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) dan Pemerintah Desa (PemDes) selaku stakeholder.

Rika menegaskan, kewirausahaan desa merupakan sebuah kebaruan ikonik global, yang bukan hanya seputar pengentasan kemiskinan, jual beli, atau tujuan jangka pendek lainnya.

Baca juga: I Wayan Gunawan Didapuk sebagai Ketua KAGAMA UK

Melainkan penciptaan aliran kemanfaatan baik finansial maupun non-finansial yang terus menerus.

“Pengentasan kemiskinan sejatinya bukan memperkecil angka kemiskinan, tetapi memberdayakan masyarakat sehingga dapat berdaya dan berkelanjutan.”

“Kebaruan ikonik global ini merupakan salah satu kekayaan hakiki Indonesia yang harus dijaga oleh pemerintah sebagai pengemban amanah bangsa.”

“Untuk menjaga kebaruan ikonik global ini, pemerintah perlu menciptakan sebuah ekosistem keberlanjutan kewirausahaan desa melalui pencipataan ikonik global. Salah satu acuannya adalah ekosistem G2R Tetrapreneur,” ujarnya. (Kn/-Th)

Baca juga: Cerita Gede Mantrayasa, Bangun Kebun Berdaya sebagai Sumber Pangan dan Ruang Kreatif Masyarakat