Rika Fatimah: Pandemi Covid-19 Mengembalikan Fitrah Bisnis yang Memanusiakan Manusia

746

Baca juga: Hubungan Indonesia-Rusia Makin Baik, Mie Instan Buatan Indonesia Sudah Dijual di Rusia

Selanjutnya, Tetra 2, yakni mulai merancang strategi bisnis dan mencermati proyeksi pasar. Dalam hal ini, dilakukan penentuan kelayakan produk unggulan dan membangun mitra.

Dalam proses ini, diperlukan peran industri untuk mendukung pengembangan produk-produk desa.

Tetra 3, meningkatkan kualitas produk dengan penentuan distribusi produk unggulan. Untuk peningkatan kualitas tersebut dibutuhkan kerjasama dengan pihak tertentu, terutama akademisi dan komunitas.

Tetra 4, melakukan branding produk. Di tahap ini dilakukan pembentukan komitmen merk dan oenentuan kebijakan atau fasilitasi produk unggulan.

Baru kemudian melancarkan gerakan produk unggulan G2R Tetrapreneur, dari nasional hingga global.

“G2R Tetrapreneur ini sudah sering dibahas di forum-forum internasional, bahkan mereka menggarisbawahi G2R Tetrapreneur merupakan gerakan yang bisa diadopsi semua bangsa,” jelas Rika.

Di dalam negeri, G2R Tetrapreneur menjadi gerakan yang sedang dikaji oleh Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi.

Baca juga: Perkebunan Sawit, Industri yang Tak Goyah Meski Pandemi Corona Berlangsung

“Sedangkan di DIY, gerakan ini sudah diimplementasikan dan menjadi program unggulan Pemda DIY dengan bantuan dana dari Dana Keistimewaan (DANAIS),” jelas Rika.

Dalam kesempatan tersebut, Rika mengusulkan sebuah draf Deklarasi Desa Indonesia, yang menjadi buah pikirannya untuk kemajuan desa Indonesia.

Draf tersebut sebagai berikut:

1. Kami DESA INDONESIA bersyukur dan berjanji untuk melindungi tanah tumpah darah Indonesia beserta isi dan karunia yang diberikan Allah S.W.T hanya dan hanya untuk kemaslahatan Bangsa & Negara Kesatuan Republik Indodnesia.

2. Kami DESA INDONESIA bersatu padu dalam Ekonomi, Sosial, dan Budaya melalui inovasi visioner dalam tatanan menjemput rezeki dengan ikhlas, amanah, dan takzim.

3. Kami DESA INDONESIA bergerak bergotong royong dalam ilmu di setiap niat, keputusan, serta tindakan dari hulu, hingga hilirnya demi memartabatkan kedaulatan rakyat yang mandiri dan berwibawa baik secara lokal, nasional, hingga global.

“Ini sebagai kontribusi intelektual Saya di Kongres Kebudayaan Desa. Draft sudah saya sampaikan ke pihak penyelenggara dan Perserikatan Bumdesa Indonesia (PBI), serta desa-desa G2RT juga sudah mendukung,” imbuh Rika. (Kn/-Th)

Baca juga: Hutan Tidak Bisa Dikelola Sendirian