Rektor Ketujuh UGM Sudah Ramal Kepindahan Ibu Kota Indonesia 18 Tahun Lalu

1677
Rektor Ketujuh UGM, Prof. Dr. Teuku Jacob, M.S., M.D., ternyata telah memikirkan rencana perpindahan ibu kota Republik Indonesia. Foto: istimewa
Rektor Ketujuh UGM, Prof. Dr. Teuku Jacob, M.S., M.D., ternyata telah memikirkan rencana perpindahan ibu kota Republik Indonesia. Foto: istimewa

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Presiden Joko WIdodo telah menyampaikan rencana besarnya untuk memindahkan ibu kota Republik Indonesia dari Jakarta menuju Kalimantan Timur.

Hal itu dia nyatakan dalam Pidato Kenegaraan pada 16 Agustus lalu.

Jokowi pun tak lupa memohon restu kepada seluruh rakyat Indonesia guna mendukung gagasannya ini.

Alumnus Fakultas Kehutanan UGM menyimpan maksud tersendiri atas keputusannya itu.

“Ibu kota yang bukan hanya simbol identitas bangsa, tetapi juga representasi kemajuan bangsa,” tutur Jokowi, dalam rilis Kompas.

Dr. Hadori Yunus, Prof. Dr. T. Jacob, Prof. dr. Moch. Anwar, M.Sc., Ds.OG (PR 1 UGM) dan Prof. Dr. Koento Wibisono. Foto: istimewa
Dr. Hadori Yunus, Prof. Dr. T. Jacob, Prof. dr. Moch. Anwar, M.Sc., Ds.OG (PR 1 UGM) dan Prof. Dr. Koento Wibisono. Foto: istimewa

Baca juga: Rencana Pemindahan dan Pembangunan Ibu Kota Baru Didiskusikan di Belanda

“Ini demi terwujudnya pemerataan dan keadilan ekonomi. Ini demi visi Indonesia Maju. Indonesia yang hidup selama-lamanya,” katanya menerangkan.

Jokowi memperhitungkan dana yang diperlukan untuk memindahkan ibu kota mencapai Rp466 triliun.

Biaya itu digunakan membangun beragam infrastruktur seperti sarana  transportasi, gedung perkantoran untuk sejumlah instansi pusat dan sebagainya.

Ibu kota baru nanti ditujukan hanya untuk menjadi pusat pemerintahan.

Sedangkan pusaran kegiatan bisnis dan perdagangan tetap berada di Jakarta.

Baca juga: KKN UGM Bakal Rehabilitasi Kawasan Bekas Tambang di Lokasi Ibu Kota Baru