Rayakan Usia Emas, Museum Biologi UGM akan Dikembangkan untuk Masyarakat

726

Baca juga: Tiga Langkah Strategis Pemerintah Siapkan Tenaga Kerja di Era Revolusi 4.0

“Agar jejak dan memori dan keanekaragaman hayati dapat disimpan dalam big data pengetahuan, serta menjadi rujukan dunia untuk kesejahteraan manusia. Kemudian dapat disebarluaskan, sembari masyarakat mensyukuri kekayaan dari Sang Pencipta,” tandas Ika.

Sementara itu, Budi dalam sambutannya menyampaikan, Museum Biologi UGM berfungsi sebagai sarana dan media bagi penguatan Tri Dharma perguruan tinggi.

Selain itu juga sebagai wahana pendidikan, sehingga pihaknya menjadikan museum ini sebagai objek pendidikan, khususnya sistematika hewan dan sistematika tumbuhan.

“Setiap tahun mahasiswa Biologi wajib datang ke sini. Beberapa tahun belakangan juga banyak peneliti dunia yang datang. Sudah ada benda-benda koleksi sejarah dan prasejarah,” ujar Budi.

Indonesia sebagai mega biodiversitas dunia, harus senantiasa mengembangkan riset-riset yang berkaitan dengan konservasi, reservasi, kurasi, sains, dan teknologi yang relevan. Foto: Kinanthi
Indonesia sebagai mega biodiversitas dunia, harus senantiasa mengembangkan riset-riset yang berkaitan dengan konservasi, reservasi, kurasi, sains, dan teknologi yang relevan. Foto: Kinanthi

Baca juga: Cara Pemerintah Siapkan Tenaga Kerja di Era Revolusi Industri 4.0

Beberapa koleksi di museum ini, kata Budi, sudah mulai langka.

Sehingga bagi Budi ini merupakan tantangan bagi semua orang yang menjaga agar turut melestarikan untuk anak cucu di masa depan.

Open house dengan free ticket ini dikatakan oleh Donan, merupakan salah satu bentuk kegiatan pengabdian masyarakat.

“Semua bisa menikmati koleksi wisata edukasi, seperti tumbuhan khas dan langka di Jogja. Supaya pengetahuan masyarakat bertambah mengenai kegunaan dan fungsinya,” jelas Donan.

Baca juga: Sebagaian Besar Angkatan Kerja Indonesia Berpendidikan Rendah

Budi menambahkan, ia mendapatkan masukan dari salah seorang kepala museum di Jerman untuk pengembangan museum.

Ke depannya Museum Biologi akan berubah wajah, dengan memperbaiki kualitas dan menambah koleksi serta menyebarluaskan data yang tidak hanya ke dunia akademis, tetapi juga untuk masyarakat umum.

Di samping itu, pihaknya juga akan menampung saran-saran dari universitas yang disampaikan oleh Wakil Rektor P2M Ika Dewiana sebelumnya.

Selain open house museum, acara berikutnya adalah seminar tentang jenis-jenis tumbuhan yang khas, langka, dan berkhasiat, yang diselenggarakan pada 21 September 2019 di Auditorium Fakultas Biologi UGM.

Acara juga turut dihadiri jajaran pemerintah, di antaranya pengurus Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Aris Eko Nugroho, SP,MSi, Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta Ir.Eko Suryo Maharsono, MM, Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo, SH, MEd, Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Drs.Maryustion Tonang, M.M, para pengurus Badan Musyawarah Musea (Barahmus) DIY, para Kepala Museum anggota Barahmus DIY, dan para guru dari beberapa SD dan SMP se-DIY beserta siswa-siswanya. (Kinanthi)

Baca juga: 38 Mahasiswa Asing Belajar Pertanian di UGM