Rahasia TOEFL yang Belum Banyak Diketahui Publik

962

Baca juga: Ketua ADINKES, Krisnajaya: KAGAMA dapat Banyak Berperan untuk Pemerataan Pelayanan Kesehatan di Indonesia

Mereka diperkirakan tidak akan mengalami kesulitan menggunakan bahasa Inggris, misalnya untuk menulis jurnal berputasi.

Kesalahpahaman dalam Memahami Skor TOEFL

Bicara soal TOEFL, ada kesalahan orang dalam memahami skor.

Misalnya, sebuah universitas memberi syarat skor TOEFL yang harus dicapai calon mahasiswa sebesar 500.

Kemudian ada calon mahasiswa yang mendaftar dengan skor 497 dan ditolak karena tidak mencapai syarat skor yang ditentukan.

Dikatakan oleh Adi, sebetulnya itu pemahaman yang keliru besar.

Baca juga: Turunkan Stunting, Dirjen Kesmas Kirana Imbau Pemkab/Kota Contoh Kabupaten Nganjuk

“Karena sebenarnya TOEFL tidak mengukur hal-hal semacam itu. Bukan sekadar angka mati, itu ada validitas skornya, plus dan minusnya 14 poin. Jadi kalau ada orang tes TOEFL dah hasil skornya 497 itu harus dianggap sama dengan 500. Ada semacam range of score,” ujar Adi.

Ada lagi kesalahan pemahaman universitas lain yang menentukan skor, misalnya di angka 475.

Skor TOEFL, kata Adi, tidak akan ada orang yang seumur hidup bisa mencapai angka itu.

“Skor TOEFL ITP itu selalu diakhiri dengan angka 0, 3, dan 7. Tidak mungkin yang lain. Jadi ya konyol saja universitas dengan syarat skor 475 menolak calon mahasiswa yang mendaftar dengan skor 473. Sebab skor yang diakhiri angka 5 tersebut kan nggak mungkin dicapai,” jelas Adi.

Baca juga: Manfaat Magang Sebelum Lulus Kuliah