Rahasia TOEFL yang Belum Banyak Diketahui Publik

960

Baca juga: Bambang Purwono: Mahasiswa Nomor Satu!

Misalnya bahasa Inggris untuk pekerjaan sebagai pramugari, perbankan, dan lain sebagainya.

Ketiga, jenjang informasional, artinya dengan belajar bahasa Inggris kita bisa mengakses sumber pengetahuan.

Dikatakan oleh Adi, untuk belajar di jenjang ini kekuatannya ada pada kemampuan reading.

Keempat, jenjang epistemik, ini merupakan tingkatan yang paling tinggi.

Bagaimana seseorang bisa mensiarkan ilmu, misalnya menulis jurnal internasional, bisa mempresentasikan dengan baik.

Baca juga: Hal-hal yang Perlu Dipertimbangkan dalam Menentukan Topik Skripsi

“Mungkin kalau belajar di jurusan Ilmu Hubungan Internasional, belajarnya di jenjang itu,” ujar Adi.

Sasaran Jenjang Tak Sejalan dengan Pelatihan yang Diberikan

Namun, menurut Adi yang menjadi persoalan saat ini yaitu kemampuan yang disasar sebagian besar orang ada pada jenjang informasional dan epistemik.

Tetapi yang diujikan justru pelatihan di jenjang performatif, sehingga ilmu yang diterima tidak sesuai kebutuhannya.

“Bagaimana mungkin dengan kemampuan performatif bisa mengerjakan sekelas dewa itu. Kalau kita bicara soal skala TOEFL, akan muncul skor yang sudah dihitung sangat matang. Kalau kita sudah dapat skor 510 ke atas itu tingkatannya sudah bagus. Atau 550 ke atas sudah bagus sekali untuk orang Indonesia. Apalagi orang yang hanya belajar bahasa Inggris di Indonesia, pasti itu orangnya benar-benar pintar,” jelas Adi.

Jadi, seseorang dengan skor TOEFL 550 ke atas biasanya sudah di jenjang epistemik.

Baca juga: KAGAMA Membangun Papua Sejak 1982