Prof. Agus Sartono: Informasi Asimetris Harus Diperkecil untuk Menghindari Kegagalan Kebijakan

1391
Informasi asimetris harus diperkecil agar resistensi yang berakibat kegagalan kebijakan dapat dihindari. Foto: Humas UGM
Informasi asimetris harus diperkecil agar resistensi yang berakibat kegagalan kebijakan dapat dihindari. Foto: Humas UGM

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Informasi asimetris merupakan fenomena strategis dan berdampak luas dalam kehidupan sehari-hari.

Hal itu muncul dari fenomena bahwa tiap orang memiliki informasi yang tak sama, baik dari sisi jumlah, kualitas, kemampuan, dan kecepatan mengolah informasi.

Hal ini disampaikan oleh Prof. Dr. rer.soc. R. Agus Sartono, M.B.A. dalam pengukuhan guru besarnya di Balai Senat UGM, Senin (20/1/2020).

Pidato Agus bertajuk Kajian Informasi Asimetris, Akseptabilitas Kebijakan Publik, dan Penilaian Aset.

Agus menerangkan bahwa dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat selalu berhadapan dengan informasi asimetris.

Salah satu kasus terjadi pada dokter dengan pasien, manakala seorang pasien cenderung percaya terhadap apapun yang direkomendasikan oleh dokter.

Pasalnya, sang dokter memiliki pengetahuan yang lebih daripada pasien.

Baca juga: Mengapa Penggunaan Pestisida di Indonesia Masih Tinggi?

Namun demikian, dampak lain yang dapat muncul dari adanya informasi asimetris ialah moral hazard dan adverse selection.

Mengutip ahli, Agus mengilustrasikan adverse selection terjadi dalam situasi saat penjual mobil yang memiliki informasi privat tentang mobil bekas.

Calon pembeli mobil bekas yang tidak tahu soal kondisi mobil yang bakal dibeli kemudian menawar dengan harga yang dianggap wajar sesuai dengan kualitas mobilnya.

Namun, harga penawaran tersebut akan cenderung relatif lebih rendah karena calon pembeli tak tahu semua informasi mengenai mobil yang akan dibelinya.

Pada akhirnya tidak ada penjual yang bersedia menjual mobil dengan kualitas tertentu pada harga yang diminta oleh pembeli.

Artinya, hal tersebut berpengaruh pada pengambilan keputusan.

Hal sama juga terjadi dalam kebijakan publik.

Baca juga: Bakpia Jogja yang Legendaris, Dinamis dan Mendunia