Prof. Agnes Murdiati Usulkan Kacang-kacangan untuk Tingkatkan Ketahanan Pangan Nasional

801

Baca juga: Peraih IPK Tertinggi se-UGM Ini Ingin Jadi Peternak Unggas

Ada pun lemak yang terdapat dalan kacang dan koro memiliki kualitas yang bagus, karena tersusun dari asam lemak tidak jenuh, yang diperlukan untuk membantu kesehatan tubuh.

“Lemak tak jenuh itu terdiri dari asam oleat dan asam linoleat. Keduanya dapat menurunkan kadar LDL-kolesterol. Peningkatan asupan asam lemak omega-6 dapat menurunkan total kolesterol serum, mengurangi risiko penyakit jantung koroner dan penyakit radiovaskuler,” ungkapnya.

Di samping itu, kandungan karbohidrat dalam kacang-kacangan dan koro-koroan adalah karbohidrat kompleks, terutama dalam bentuk pati.

Konsumsi pati tidak akan meningkatkan gula darah secara cepat, sehinga baik dikonsumsi penderita diabetes.

Salain pati, ada juga kandungan serat yang berperan menjaga kesehatan kolon, menurunkan gula darah, mencegah sembelit, dan mencegah timbulnya kanker kolon.

Kemudian kandungan vitamin E, terutama pada kacang almon dapat mengurangi risiko terjadinya timbunan plak pada pembuluh darah, risiko penyakit jantung koroner, dan serangan jantung.

Ada lagi kandungan mineralnya, terdiri dari kalium, fosfor, dan kalsium.

Baca juga: Trauma Saat Anak-anak Sebabkan Gangguan Kepribadian pada Wanita

Agenes menyebutkan, koro pedang putih merupakan salah satu jenis kacang-kacangan yang bisa tumbuh baik di Indonesia.

”Ditinjau dari zat gizinya, koro pedang putih punya prospek bagus untuk menggantikan atau berdampingan dengan kedelai,” jelasnya.

Keunggulan lainnya, koro pedang putih dapat diolah menjadi berbagai macam produk olah dengan kualitas dan kandungan protein yang baik.

“Oleh karenanya, diharapkan ke depannya koro pedang putih dapat menggantikan berbagai produk olahan kedelai, sehingga dapat menurunkan impor ķedelai,” tandas Agnes.

Kini tinggal mendorong masyarakat untuk memperluas budi daya jenis-jenis koro dan mensosialisasikan produk olahan koro, sehingga kedepannya mampu menutup kekurangan produksi kedelai di Indonesia.

Agnes dikukuhkan menjadi guru besar bersama dengan suaminya, Prof. Dr. Ir. Supriyanto, M.S, yang juga merupakan profesor dari Fakultas Teknologi Pertanian UGM.

Keduanya mengaku selama ini selalu saling mendukung dalam perjalanan kariernya. (Kinanthi)

Baca juga: Pasar Indonesia di Pretoria Meriah, Hubungan Indonesia-Afrika Selatan Makin Erat