Prijono Nugroho, dari Pengrajin Kuningan hingga Menjadi Dosen

982

“Tidak usah ke mana-mana, di sini saja,” ujar Prijono, menirukan salah satu dosen yang menginginkan dirinya tetap mengabdi di UGM.

Tahun 1984 Prijono melanjutkan pendidikan master di ITB dan pendidikan doktor di Universiti Teknologi Malaysia.

Bersamaan dengan itu, Prijono juga banyak melakukan kerja sosial untuk membantu masyarakat Aceh pasca bencana Tsunami.

Setelah sekian lama menempuh studi, akhirnya Prijono resmi menjadi dosen.

Kini ia didapuk sebagai Ketua Departemen Teknik Geodesi UGM.

Hikmah dari Ajaran Orang Tua

Prijono sering membandingkan masa kuliahnya dulu dengan sekarang.

“Kehidupan mahasiswa dulu cukup nyaman, tidak dibebani dengan tugas akademik yang banyak, sistem masih longgar sekali,” ujar Prijono.

Kondisi ini membuatnya memiliki banyak kesempatan menggali pengalaman kerja, di samping menyelesaikan kewajiban akademik.

Pengalaman berkarier Prijono juga tak terlepas dari pengalaman masa kecilnya.

Prijono mengambil hikmah dari apa yang diajarkan oleh orang tua.

“Sekarang menghabiskan sisa umur di sini. Padahal dulu masih belajar mengukir-ukir kuningan. Tidak terasa,” tuturnya. (Kinanthi)