Presiden Resmikan Dua Bandara Guna Tingkatkan Ekonomi di Kaltim

96
Presiden Joko Widodo (tengah) dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kedua dari kiri) meresmikan dua bandara yang diyakini akan mendongkak ekonomi di Kalimantan Timur. Foto : Kementerian Perhubungan
Presiden Joko Widodo (tengah) dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kedua dari kiri) meresmikan dua bandara yang diyakini akan mendongkak ekonomi di Kalimantan Timur. Foto : Kementerian Perhubungan

KAGAMA.CO, SAMARINDA – Dorong peningkatan perekonomian serta konektivitas orang dan barang khususnya di Kalimantan Timur, Presiden RI Joko Widodo didampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meresmikan Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto Samarinda dan Bandara Maratua Berau.

“Empat tahun yang kita kejar ini yaitu munculnya pertumbuhan ekonomi baru diberbagai daerah.”

“Pembangunan infrastruktur berupa bandara, pelabuhan, jalur kereta api merupakan hal penting.”

“Mobilitas orang dan barang diseluruh penjuru tanah air sangat penting,” kata Presiden Joko Widodo di Bandara APT Pranoto, Samarinda, Kamis (25/10/2018).

Kepala Negara menugaskan Kementerian Perhubungan untuk terus mengembangkan pembangunan bandara.

Bila saat ini, luas terminal Bandara APT Pranoto seluas 12.000 m2 maka tiga tahun mendatang dikembangkan menjadi 36.000 m2.

“Saya juga menugaskan Menhub dalam dua minggu ke depan, sudah tersedia penerbangan dari Samarinda menuju Jakarta atau Surabaya.”

Selain itu, pembangunan Bandara Maratua bisa mengembangkan pariwisata dan menjadi titik pertumbuhan ekonomi baru.”

“Kita harap dengan hadirnya bandara, turis yang datang kesana akan semakin banyak,” ujar Presiden.

Pada kesempatan yang sama, Menhub menuturkan bahwa konektivitas transportasi telah tercapai.

Akses masyarakat dari atau menuju Kalimantan Timur menjadi lebih mudah.

Samarinda pun akan menjadi simpul perekonomian dan potensi wisata yang semakin baik.

Terkait pembangunan Bandara APT Pranoto, Menhub menjelaskan bahwa ini merupakan Kerja Sama Pengelolaan (KSP) antara pemerintah dengan Angkasa Pura I.

Dana pembangunan yang dibutuhkan kurang lebih Rp1,8 triliun dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan Rp200 miliar dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).

“Untuk ke depannya, bandara ini membutuhkan pengembangan jadi kita harus memperpanjang runway serta memperbesar terminal. Kita harapkan sumber dananya dari KSP,” ucap Menhub Budi Karya.

Menhub juga menjelaskan terkait pembangunan Bandara Maratua yang seluruh pembiayaan menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Pembelanjaan Negara (APBN).

Menurutnya, bandara Maratua pun dapat meningkatkan perekonomian dari sektor pariwisata.

“Ini bagian dari nawacita bahwa konektivitas tidak terbatas pada daerah yang potensi ekonominya tinggi, tapi juga pulau terdepan seperti Kepulauan Derawan.”

“Sehingga ini akan menjadi tempat wisata yang luar biasa. Harapannya, ini bisa menjadi destinasi wisata dengan keindahan yang luar biasa,” pungkas Menhub.

Saat ini Bandara Maratua memiliki landas pacu berukuran 1.600m x 30m, taxiway dengan ukuran 75m x 15m dan apron 70m x 100m sehingga pesawat jenis ATR 72 dapat dilayani dengan baik di bandara ini.

Untuk fasilitas sisi darat sudah tersedia gedung terminal seluas 750m2, gedung PK-PPK seluas 108m2, gedung genset seluas 96m2, kantor seluas 50m2 dan gedung operasi enam lantai dengan ukuran 5m x 4m, 2 unit x-ray, dan jalan akses ke bandara sepanjang 60 x 8m pun tersedia.

Tercatat pada tahun 2018 terjadi kenaikan penumpang datang dan berangkat 1.220 dan 1.303 orang.

Bandara APT Pranoto memiliki dimensi ukuran runway 2.250 x 45 mete, apron 30 x 123 meter, dan taxiway dengan dimensi 173 x 23 meter.

Dengan begitu maka saat ini Bandara APT Pranoto telah dapat didarati pesawat sejenis Boeing 737-900ER.

Di sisi darat bandara APT Pranoto memiliki terminal penumpang seluas 12.700 meter persegi yang mampu menampung 1,5 juta penumpang pertahun.

 

Sumber : Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Perhubungan