Piala Bergilir Saat Mantu Jadi Media Reuni Alumni Kehutanan Angkatan 1979

427

Baca juga: Ketua Pengda KAGAMA Sumut Hamied Wijaya Raih Penghargaan Insan UGM Berprestasi 2019

Kuliner tersebut adalah Bakmi Jawa dan Gudeg.

Suhaksa mengaku, dua kuliner itu memberi kenangan tersendiri bagi dia bersama teman-teman semasa kuliah.

“Kalau ada penjual dorong gerobak, terus kelihatan ada ayam digandul diatasnya, kami pasti tahu itu makanan favorit kami,” terang dia.

Selain itu, Suhaksa masih ingat dulu para penjual gudeg masih berjualan dengan cara yang sederhana, ada yang sambil dipikul atau digelar tempat di sekitar kampus.

Selain rasanya yang khas, tentu harganya yang murah, kisaran 50-100 rupiah.

“Pas buat kita-kita dulu,” ungkap dia.

Baca juga: Tabuhan Ember Iringi Kemenangan Tim Bulutangkis Indonesia di Rusia

Piala Bergilir

Suhaksa dan teman-teman seangkatannya memiliki cara unik untuk menjaga silaturahmi satu sama lain.

Jika salah satu teman angkatan yang mantu, ada piala bergilir yang diberikan kepada yang bersangkutan.

Kemudian dia wajib menuliskan nama anaknya pada piala tersebut.

“Itu keunikan dan kegembiraan kami,” kelakar Suhaksa.

Budi Setiono menambahkan, tahun ini piala bergilir tersebut akan dia terima.

Pada 8 Desember mendatang, ketua KAMENWAGAMA itu akan mantu putri pertamanya di kediamannya, Semarang.

Di samping itu, Suhaksa mengaku angkatan kehutanan UGM tahun ’79 tetap masih menjaga komunikasi dengan baik hingga saat ini.

“Kami masih merawat silaturahmi dan komunikasi lewat tiga hal, yaitu reuni, grup whats app, dan ketika ada pernikahan sambil bawa piala bergilir,” pungkasnya. (Adkha)

Baca juga: Perjalanan Hidup Bambang Purwoko dan Dedikasinya Membangun Pendidikan di Papua