Petani Hortikultura Alumnus Ilmu Tanah UGM: Petani Butuh Edukasi Ilmiah Seputar Efisiensi Pemanfaatan Pupuk

415
Selama ini, banyak petani mendapatkan pengetahuan tentang pupuk dari penjualnya. Sementara penjual pupuk tidak pernah menjadi petani. Foto: Ist
Selama ini, banyak petani mendapatkan pengetahuan tentang pupuk dari penjualnya. Sementara penjual pupuk tidak pernah menjadi petani. Foto: Ist

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Di era yang serba digital ini, petani perlu memperdalam pengetahuannya secara ilmiah tentang pertanian.

Khususnya terkait pupuk dan kandungannya, serta kesesuaiannya dengan asupan tanaman dan tanahnya.

Petani hortikultura KSU Karika Wonosobo, M. Pudji Tri Septijono mengungkapkan, banyak petani yang dia temui asal memakai pupuk kimia. Tetapi tak paham secara ilmiah tentang zat yang berkembang dalam pupuk tersebut dan manfaatnya.

“Apalagi para petani muda. Jika ingin meneruskan profesi orang tuanya, maka petani muda harus lebih tinggi lagi ilmunya,” ungkap alumnus Ilmu Tanah UGM itu.

Hal tersebut dia sampaikan dalam webinar Dies Natalis ke-74 Fakultas Pertanian UGM, Departemen Mikrobiologi Pertanian, bertajuk Memerdekakan Pertanian dari Ketergantungan Pupuk Nitrogen, pada Rabu (1/7/2020).

Baca juga: Upaya Aktivis KAGAMA Bali Ajak Masyarakat Mandiri Pangan dan Gemar Bercocok Tanam

Dalam rangka mengedukasi petani muda, Pudji menerapkan model pertanian sehat.

Mengutip dari Litbang Pertanian, Pudji mengatakan, penggunaan pupuk Nitrogen (N) memang diperlukan bagi tanaman, tetapi pemanfaatannya harus dibatasi.

Pudji senantiasa memberikan pemahaman kepada petani bahwa ada banyak jenis pupuk yang bisa dimanfaatkan. Termasuk manfaat pupuk dan proses kerja pupuk tersebut terhadap tanaman.

“Saya ibaratkan pupuk urea atau N itu seperti nasi. Pupuk ini sejatinya bukan satu-satunya makanan pokok tanaman. Dengan demikian, petani paham bahwa mereka tidak perlu tergantung pada pupuk kimia.”

“Konsep keseimbangan pupuk, pembelian pupuk kimia yang wajar, pemahaman tentang karakteristik lahan, perlu menjadi bahan edukasi untuk para petani,” tuturnya.

Baca juga: Ganjar Sudah Kangen Masakan Ikan Sempedas Khas Riau