Perusahaan Rusia Raih Primaduta Award dari Pemerintah Indonesia

384
Dari Indonesia, Soyuznab mengimpor berbagai macam produk turunan dari kelapa sawit seperti specialty fats. Foto: KBRI Moskow
Dari Indonesia, Soyuznab mengimpor berbagai macam produk turunan dari kelapa sawit seperti specialty fats. Foto: KBRI Moskow

KAGAMA.CO, MOSKOW – Perusahaan Rusia, Soyuzsnab JSC, memperoleh Primaduta Award dari Pemerintah Indonesia atas kiprahnya sebagai importir produk dan komoditi Indonesia.

Penghargaan tersebut diserahkan langsung kepada Presiden Soyuzsnab JSC, Denis Chernikov, oleh Duta Besar RI untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus, M. Wahid Supriyadi di kantor Soyuzsnab di Moskow (18/12/2019).

Dubes Wahid didampingi Farid Amir, Atase Perdagangan dan Enjay Diana, Sekretaris Pertama Pensosbud KBRI Moskow.

Perusahaan yang didirikan tahun 1991 ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara pemasok utama untuk produksinya.

Dari Indonesia, Soyuznab mengimpor berbagai macam produk turunan dari kelapa sawit seperti specialty fats.

Baca juga: Menhan Prabowo Temui Komisi Militer Pusat Tiongkok, Bahas Kerja Sama Militer

Dalam pertemuan dengan Denis Chernikov saat berkunjung ke Soyuzsnab, Dubes Wahid mengatakan Primaduta Award adalah bentuk apresiasi Pemerintah Indonesia kepada perusahaan asing, seperti Soyuzsnab, atas kerja sama dengan Indonesia.

“Soyuzsnab berkontribusi dalam hubungan perdagangan Indonesia dengan Rusia dan kami berharap volume perdagangan Indonesia dengan Rusia dapat lebih meningkat di masa mendatang dengan adanya peran serta Soyuzsnab,” kata Dubes Wahid.

Rusia merupakan salah satu pasar utama ekspor Indonesia di kawasan Eropa Tengah dan Timur.

Berdasarkan data Federal Customs Service Federasi Rusia, tahun 2018 nilai perdagangan Rusia dengan Indonesia mencapai USD 2,583 milyar, dengan nilai impor Rusia dari Indonesia sebesar USD 1,715 milyar.

Pada periode Januari-Oktober 2019 nilai perdagangan kedua negara sebesar USD 1,993 milyar dengan nilai impor Rusia dari Indonesia sebesar USD 1,389 miliar.

Baca juga: Krisdyatmiko: Selain Masyarakat, Alumni PSdK Juga Harus Sejahtera