Perlu Belajar dari Facebook untuk Meningkatkan Keamanan Data Pribadi

220

Baca juga: Rimawan Pradiptyo, Ekonom UGM yang Membawa Ilmu Experimental Economics ke Indonesia

Penting bagi seluruh elemen untuk memastikan bahwa kemajuan teknologi mempunyai rambu-rambu yang dibutuhkan untuk menjaga keamanan setiap orang.

Meskipun demikian, bagi Adiningsih peraturan tersebut belum menjamin data yang sudah beredar dalam sistem transaksi elektronik tidak disalahgunakan.

Adiningsih mencontohkan Facebook yang pada 2018 lalu menerima serangan pada sistemnya.

Hal ini menyebabkan 15 juta akun pengguna diretas dan informasi pribadi penggunanya diambil.

Di tahun yang sama Cambridge Analityca, sebuah perusahaan yang bekerja untuk kampanye Trump, menurut informasi telah memperoleh akses informasi tentang 87 juta pengguna Facebook.

Baca juga: Membangun Jogja yang Aman dan Nyaman dengan Nilai-nilai Budaya Istimewa

Dituliskan oleh Adiningsih, Facebook sebetulnya juga khawatir bahwa platformnya rentan diretas, sehingga data pengguna dapat mempengaruhi pemilihan umum di berbagai negara.

Masalah keamanan data juga terjadi di beberapa perusahaan teknologi di Indonesia seperti platform Youth Manual dan Bukalapak.

Berangkat dari persoalan ini, perusahaan-perusahaan tersebut semakin meningkatkan keamanannya.

Selain itu, mereka juga sadar bahwa banyak ruang dan celah bagi orang lain untuk meretas data pengguna.

“Ini menjadi sesuatu yang menuntut mereka untuk terus melakukan recovery system yang andal,” tulis alumnus Ilmu Ekonomi UGM angkatan 1985 itu.

Baca juga: Pelaku Usaha dan Konsumen Jangan Terlena dengan Tren Bisnis Digital