Perjuangan Sardjito di Masa Revolusi, Menyelundupkan Vaksin dan Nyaris Ditembak

866

Ia menjadi orang Indonesia pertama yang memimpin pabrik tersebut. Langkah penting kedua ialah mendirikan Palang Merah Indonesia pertama di Bandung.

Sardjito menggunakan Institut dan PMI untuk membantu para pejuang, yakni menyediakan vaksin dan menjadikan PMI sabagai markas bagi tentara yang datang dari berbagai daerah. Di bulan Desember Sardjito memindahkan aset Pasteur ke Klaten menggunakan kereta api dan membantu pangkalan militer yang sudah ada di sana.

Vaksin “Kerbau” Pak Dokter

Prof. sardjito memanen vaksin yang sebelumnya ia simpan di tubuh kerbau.(Foto: Dok. Biofarma)
Prof. sardjito memanen vaksin yang sebelumnya ia simpan di tubuh kerbau.(Foto: Dok. Biofarma)

Saat pindah ke Klaten untuk menghindari blokade dan mengelabui musuh, Sardjito menyelundupkan vaksin dengan menorehkan bibit vaksin ke tubuh kerbau yang digiring sampai ke klaten. Sutaryo dokter RSUP Dr. Sardjito dalam film tersebut menjelaskan, Sardjito mengerok kulit kerbau bagian perut kemudian ditorehkan bibit vaksin.

Tiba di Klaten Sardjito mulai menggunakan aset Institut pasteur di sana. Kerbau yang digiring ke klaten itu kemudian dipanen vaksinnya dengan dikerok. Satu hewan bisa menghasilkan panenan 12-14 g calon vaksin. Sardjito bersama rakyat Klaten pada  tahun 1947 memproduksi 1.750 liter vaksin pest untuk 3,5 juta orang dan 3 ribu liter vaksin kolera, tipes dan disentri untuk 3 juta orang.