Perjuangan Sardjito di Masa Revolusi, Menyelundupkan Vaksin dan Nyaris Ditembak

864
Prof. Sardjito.(Foto: Dok. arsip UGM)
Prof. Sardjito.(Foto: Dok. arsip UGM)

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR—Kita tentu mengenal Sardjito sebagai pendiri sekaligus rektor pertama UGM. Guru besar di bidang kedokteran ini rupanya bukanlah seorang cendekiawan menara gading yang tidak peduli dengan persoalan rakyat. Di masa revolusi bahkan ia terlibat langsung dalam pergulatan melawan penjajah yang tak mengakui kedaulatan Republik Indonesia.

Perjuangan Sardjito ini diceritakan dalam film yang baru dirilis UGM berjudul Sardjito dalam Lukisan Revolusi. Film ini semacam niti laku perjuangan Sardjito mulai dari Bandung hingga Klaten di masa revolusi fisik pascaproklamasi 1945.

Dari film tersebut kita akan mengetahui perjuangan pertama Sardjito di masa itu dimulai dari Bandung. Menjelang peristiwa Bandung Lautan Api ada dua langkah penting yang dilakukan Sardjito.

Pertama pada 1 September 1945 ia mengambil alih Institut Pasteur. Yakni sebuah pabrik vaksin yang pekerjaan rutinnya memberi vaksin dan serum untuk masyarakat sipil dan tentara. Di situ ia juga melakukan penelitian antara lain mencari jamur untuk membuat penisilin.