Perjalanan Panjang Hari Hardono Membangun Kelompok Usaha Beromzet Triliunan

5056

Baca juga: Anwar Sanusi Jelaskan 3 Langkah Kemendesa PDTT untuk Pemulihan Ekonomi Nasional

Hal tersebut terbukti, permintaan salah satu jenis pupuk yang paling umum digunakan itu naik menjadi 14 persen pada 1998.

“Perusahaan pasti mencari kemudahan. Pupuk NPK yang sekali beli memberikan isi lengkap tentu menjadi solusi yang tepat bagi perusahaan,” jelas Ketua Umum KAGAMA Pertanian ini.

Pupuk NPK pertama kali dihasilkan perusahaan Hari dengan mesin yang sederhana. Namun, Hari menjamin kualitas baik dari pupuk yang dia produksi.

Hari pun membangun kerja sama dengan pusat penelitian yang kerap memberikan rekomendasi pupuk kepada pihak perkebunan, sehingga penjualan perusahaan pun meningkat.

Meskipun prospek usaha pupuk cukup besar, Hari tak ingin berhenti sampai di situ saja.

Baca juga: Relawan Canthelan Alumnus Agribisnis UGM: Berbagi karena Kemauan, Bukan Kemampuan

Dia ingin melakukan diversifikasi usaha di bidang bisnis yang lain, sehingga usahanya berkembang menjadi Kelompok Usaha Saraswanti (Saraswanti Group).

Hari mencoba memangun usaha produksi rokok, tetapi sebelas tahun berjalan usaha ini terpaksa gulung tikar.

Belum menyerah, Hari kemudian membuka usaha perkebunan. Sejauh ini perkebunan yang dia bangun masih bertahan dan tersebar di beberapa pulau di Indonesia.

Tahun 2005, pria kelahiran 1963 ini mulai melebarkan sayapnya ke bisnis properti, mulai dari perumahan, apartemen, hotel, hingga gedung perkantoran.

Semakin berkembang, omzet kelompok usaha Hari pun triliunan. Berkat kesuksesan itu pula Hari diganjar beberapa penghargaan. Antara lain The CEO Best 2016 dan Insan Berprestasi UGM pada 2014.

Hari menuturkan, berada di zona nyaman sebagai pekerja di sebuah perusahaan membuat seseorang sulit untuk melangkah ke zona baru.

Baca juga: Alumnus Filsafat UGM Ungkap Sejarah Integrasi Sains dan Filsafat dalam Menghadapi Pandemi