Perjalanan Hidup Bambang Purwoko dan Dedikasinya Membangun Pendidikan di Papua

4328

Baca juga: Soal Kerusuhan Papua, Gugus Tugas Papua UGM Rekomendasikan Enam Hal Ini

Selain itu, GTP juga rutin mengirim Guru Penggerak Daerah Terpencil (GPDT) ke beberapa daerah di Papua antara lain Kabupaten Mappi, Kabupaten Intan Jaya dan Kabupaten Puncak.

Pengiriman guru tersebut dilakukan sejak tahun 2013, hingga saat ini terhitung 400 an guru lebih telah dikirim untuk mengajar sekolah-sekolah di Papua.

Bambang juga terlibat dalam Percepatan Pembangunan Kabupaten Mappi, Grand Design Kesehatan Kabupaten Intan Jaya, serta Grand Design Penanaman Modal Kabupaten Intan Jaya.

Saat ini, program tersebut masih terus dikembangkan.

“Melakukan penguatan kapasitas SDM Pemda, mengirimkan guru-guru ke Papua bersama Tim GTP UGM, dan mengasuh anak-anak Papua untuk bersekolah dan hidup serumah dengan kami di Jogja adalah bagian dari komitmen Saya untuk terus mendorong kemajuan pendidikan bagi saudara-saudara kita di dan dari Papua,” kata Bambang.

Di samping itu, Bambang kini juga sedang fokus menyelesaikan disertasinya.

Baca juga: Industri Kelapa Sawit dalam Paradoks Pembangunan

Samadya dan Memberi Sebanyak-banyaknya

Pria yang hobi mengoleksi kayu etnik ini selalu menikmati hidup dan tak pernah ambisius.

Satu prinsip yang menggambarkan diri Bambang, samadya, “Secukupnya, ora ngaya, mensyukuri semua nikmat yang kita dapat. Dengan syukur itu, kita bisa mendapatkan nikmat yang lebih barokah,” ujarnya.

Selama mengarungi hidup, Bambang berusaha untuk tidak menyakiti orang lain.

Dikatakan olehnya, apa yang bisa dia beri kepada orang lain, dia pasti memberikan.

”Berikan sebanyak-banyaknya, karena kita pasti akan mendapatkan berlipat-lipat dari apa yang kita berikan. Itu Saya praktikkan dan Saya membuktikan betul bahwa itu memang benar,” pungkas Bambang. (Kinanthi)

Baca juga: Bambang Purwono: Mahasiswa Nomor Satu!