Perjalanan Hidup Bambang Purwoko dan Dedikasinya Membangun Pendidikan di Papua

4330

Baca juga: Gugus Tugas Papua UGM Kirim 186 Guru ke Papua

Kala itu, Bambang langsung mendekati orang tuanya.

”Sampai di rumahnya diterima dengan baik sama orang tuanya. Orang tua Saya sendiri juga tahu, mereka mendukung dan langsung memberikan perhatian khusus kepada Bu Bambang,” jelasnya.

Selama kuliah di IKIP, kata Bambang, tidak satu hari pun Bambang tidak bersua dengan kekasihnya.

Bambang sengaja mengambil mata kuliah yang sama dengan kekasih, supaya lebih sering bertemu.

Jika jadwal kuliah berbeda, Bambang pun tak absen menunggunya di depan kelas.

Pengelola PPKK UGM. Foto: PPKK UGM
Pengelola PPKK UGM. Foto: PPKK UGM

Baca juga: Orang-orang Muda ini ke Jogja Cari Ilmu untuk Bangun Papua

Bambang dengan kekasihnya menjalin hubungan sejak tahun 1982 dan menikah pada tahun 1990.

Istrinya senantiasa menemani, bahkan ketika Bambang harus menempuh studi lanjut ke Australia, istrinya memilih untuk ikut bersama Bambang dan meninggalkan status PNS-nya.

Bagi Bambang ini pengorbanan istri yang luar biasa.

Kerja Paruh Waktu sebagai Cleaning Service

Kewajiban untuk menempuh studi lanjut pasca diangkat menjadi dosen ditunaikan oleh Bambang di Murdoch University, Australia tahun 1993.

Menempuh studi dan harus berpisah dengan keluarga berat bagi Bambang, sehingga dirinya memboyong keluarganya untuk ikut tinggal bersama.

Baca juga: Asmat, Panggung Budaya Indonesia di Papua