Perbedaan Program Reguler dan Internasional di UGM

69064

Biaya perkulaihan & fasilitas

Tak hanya itu, dari segi biaya tentu perbedaannya sangat mencolok. Mashasiswa program reguler dikenakan biaya berdasarkan Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang disesuaikan dengan penghasilan orang tua.

Sementara Program IUP, biaya kuliah rata-rata untuk tiap Prodi sebesar Rp30 juta. Tentu jumlah tersebut disesuaikan dengan fasilitas yang berbeda dengan kelas reguler pada umumnya.

Proses belajar

Jika kelas reguler, bahasa pengantar yang digunakan masih menggunakan bahasa Indonesia dan sedikit bahasa Inggris. Pada program internasional kondisinya berkebalikan.

Proses belajar pada Program Internasional menggunakan bahasa Inggris penuh. Kendati beberapa bahan bacaan masih menggunakan bahasa Indonesia, namun untuk diskusi sehari-hari mahasiswa dituntut menggunakan bahasa Inggris.

Selain itu, pada beberapa mata kuliah, didatangkan dosen dari luar negeri untuk mengajar di kelas.  Seperti di Fakultas Hukum yang mengundang Prof. Fokke Fernhout dari Maastrict University Belanda untuk mengampu matakuliah Filsafat Hukum.

International exposure

Perbandingan lain yang paling kentara yakni adanya syarat kelulusan bagi mahasiswa Program Internasional untuk melakukan international exposure. Mahasiswa dituntut memiliki pengalaman studi di kancah internasional, biasanya dalam wujud double degree program.

Hal ini biasanya dilaksanakan dengan universitas di luar negeri yang menjadi partner Prodi, Seperti Fakultas Hukum dengan Universitas Maastricht di Belanda, Universitas Charles Darwin di Australia, dan banyak lagi.

Mahasiswa yang mengikuti double degree akan menghabiskan setengah masa studinya pada universitas tersebut. Sehingga saat lulus, nantinya akan mendapat gelar dari UGM dan universitas tujuannya.

Namun, exposure ini juga bisa berupa keikutsertaan mahasiswa yang bersangkutan dalam perlombaan di tingkat Internasional, konferensi, pertukaran pelajar atau short course.(Rosa)