Perang Panjang Perebutan Kekuasaan Mataram yang Diakhiri Perjanjian Salatiga

2963

Baca juga: PapuanLivesMatter?

Namun, Mangkunegara malah berang. Sementara itu, Sultan juga semakin marah ketika tak mendapati jawaban saat mencoba menanyai istri Mangkunegara yang juga anaknya, Kanjeng Gusti Ratu Bendara.

“Suamimu keterlaluan. Kesombongannya meningkat menjadi manja,” tutur Purwadi, mengilustrasikan percakapan Hamengkubuwono I kepada putrinya.

“Padahal, bilamana tidak ada aku, ia sudah dikejar kejar orang orang desa yang pernah ia singgahi karena perbuatannya yang tidak lumrah.”

“Kanjeng Gusti Ratu Bendara mundur tanpa pamit dengan dua orang bedaya yang dibawanya,” jelas Dosen Fakultas Bahasa dan Sastra UNY ini.

Sultan lalu meninggalkan Ponorogo menuju Surabaya. Sementara itu, Mangkunegara diperintahkannya kembali ke Mataram dengan melalui Grobogan.

Baca juga: Masa Pandemi adalah Bagian dari Siklus Kehidupan

Tentunya dengan menaklukkan daerah di sekitar Grobogan.

Pertempuran berlanjut ketika Mangkunegara bersua oposisi di Boyolali.

Di Kedu, barisan Mangkunegara yang dipimpin Kudanawarsa memberikan bantuan kepada Pangeran Purbaya.

Mereka bahu-membahu melawan VOC pimpinan Mayor Sekeber, Kapten Pander Pol, dan Litman Gulman.

Pada saat yang sama, Pangeran Mangkunegara berangkat ke Gondang dan menjalani pertempuran hingga mendapat kemenangan.

Perlawanan Raden Mas Said melawan Pakubuwono III, Hamengkubuwono I, dan VOC itu berlangsung selama kurang lebih 15 tahun antara 1742-1757. (Ts/-Th)

Baca juga: Andreas Maryoto: Kesadaran sebagai Manusia Penting dalam Penulisan Storytelling