Peraih IPK Tertinggi FEB UGM Ini Selesaikan Skripsi di Erasmus University Rotterdam

3428

Baca juga: Pengumpulan Dana Bantuan Kuliah untuk Mahasiswa Saat Krisis Moneter 1998

Begitu juga ketika dia terlibat kerja kelompok.

Jeihan sering merasa frustasi sendiri ketika beberapa anggota kelompoknya tidak ikut berkontribusi.

“Jadi pesanku buat semuanya kalau kalian ada groupwork jangan asal ghosting aja terus tiba-tiba show up pas udah tinggal dikumpulin ya,” ujarnya dengan tawa.

Jeihan merupakan mahasiswi prodi Akuntansi program IUP, sehingga dia diberi kesempatan double degree di Erasmus University Rotterdam dan menyelesaikan skripsinya di sana.

Diceritakan oleh Jeihan, menempuh studi di sana cukup menantang, tetapi dia juga menemui banyak kemudahan.

Skripsi yang dia kerjakan hanya menggunakan metode penelitian literatur review.

Dalam durasi pengerjaan skripsi yang hanya 2-3 bulan, Jeihan mengaku merasa lebih mudah mengerjakan skripsi dengan literature review itu.

Baca juga: Pembangunan SDM Perlu Diwujudkan Lewat Guru dan Pendidikan yang Inovatif

“Tapi karena durasi itu pun aku jadi harus ngerjainnya cepat, yang agak bikin stres karena kebetulan pas ngerjain thesis itu barengan sama seminar yang 12 credits,” ungkap mahasiswi asal Jakarta ini.

Dia menambahkan, menempuh studi di Erasmus benar-benar mengujinya.

Sebab, beban kerja lebih tinggi dan banyak hal-hal yang mesti dipertaruhkan.

Wisudawan yang sempat aktif di Ikatan Mahasiswa Akuntansi Gadjah Mada (IMAGAMA) ini, bercerita bahwa keberhasilannya menempuh studi tidak terlepas dari dukungan orang-orang terdekatnya.

Orang tua bagi Jeihan menjadi suporter utama bagi dirinya.

Tanpa dukungan orang tua, Jeihan tak mungkin bisa ada di tahap ini.

Dukungan terbesar juga datang dari kekasih dan kawan-kawannya.

Baca juga: Usulan Kagama untuk Perekonomian Indonesia

“Karena aku nggak ada keluarga satupun di Jogja ya, jadi kalau ada apa-apa atau butuh apa-apa ya ke mereka,” kata Jeihan.

Di antara semua orang yang berperan itu, bagi Jeihan sosok ibunya menginspirasi Jeihan selama berjuang menempuh studi.

She’s a one hell of a women. She struggled so much, and I’m amazed on how she handled it all. She’s also the smartest people I know. All my capabilities that helped me survived college I learned it from my mum. Jadi semua kesuksesan aku, it’s for her and because of her,” terangnya.

Pasca sukses meraih gelar sarjananya, Jeihan dalam waktu dekat ingin fokus memperbanyak pengalaman di dunia kerja.

Jeihan di masa depan ingin menjadi seorang filantropis, yang bisa membantu banyak orang.

But for now, aku mau fokus buat ngasih return on investment dulu ke orang tua. Jadi harus kerja dan become an expert in finance,” tandasnya. (Kinanthi)

Baca juga: Sumbangsih Kagama, Peduli Korban Bencana