Baca juga: Bagaimana Mengatasi Kecemasan Soal Uang?
Kerap kali saat pembandingan diri itu terjadi, ada respon iri hati dari para pembaca konten.
Iri hati tersebut dapat berdampak pada kepuasan hidup seseorang.
Menurut Rani dan Avin, rasa iri merupakan perasaan yang cukup kompleks dan dinyatakan cukup mirip dengan beberapa emosi lain, seperti cemburu dan dengki.
Namun demikian, iri berbeda dengan cemburu dan dengki.
Pasalnya, cemburu hanya dapat terjadi ketika ada tiga orang yang berada dalam sebuah lingkaran hubungan, sementara iri hanya terjadi pada hubungan antara dua orang.
Di sisi lain, iri juga berbeda dengan rasa dengki.
Iri bermuatan negatif atau emosi tidak menyenangkan yang dirasakan seseorang terhadap keadaan positif orang lain.
Baca juga: Rekomendasi Kegiatan Liburan Semester untuk Mahasiswa UGM
Sementara dengki adalah reaksi emosional yang bermuatan positif atas keadaan negatif orang lain.
Namun demikian kedua reaksi emosi tersebut saling terkait, karena orang yang memiliki rasa iri juga memiliki rasa dengki.
Setelah melakukan studi terhadap pengguna media sosial aktif facebook dan instagram, yakni yang aktif membuka media sosial setidaknya satu kali dalam satu jam, Rani dan Avin mengungkapkan bahwa ketika seseorang mengunggah momen kesuksesan dari usaha rendah, rasa iri akan muncul dari orang lain.
Sementara, pada kesuksesan dengan usaha tinggi, rasa iri tak gampang muncul.
Selain itu, ketika momen kesuksesan yang diraih dengan usaha rendah, maka respon yang muncul adalah pertanyaan soal kelayakan.
Bahkan, emosi iri yang tinggi bisa muncul ketika melihat orang dengan kesuksesan kategori rendah.
Kelayakan meraih kesuksesan dan sifat iri sejalan dengan karakter situs jejaring media sosial yang bisa diakses kapan pun.
Dengan kata lain, kapanpun seseorang dapat merasa iri ketika melihat postingan kesuksesan orang lain. (Ezra)
Baca juga: Inilah Sosok Rayhan Maditra, Calon Suami Isyana Sarasvati yang Lulusan Kedokteran UGM
