Peneliti UGM Ciptakan SIPENDIL

580

Sipendil telah dipasang di lebih dari 40 titik di daerah Temanggung, Wonosobo, dan Banjarnegara yang masuk ke dalam wilayah rawan longsor.

 “Ide pembuatan alat ini pada 2013 lalu atas permintaan masyarakat Sitieng, Kejajar, Wonosobo yang merasa khawatir akan ancaman tanah longsor,”ungkap Ketua tim peneliti, Nugroho Christanto kepada wartawan, Jum’at (18/5) di Kantor Humas UGM.

Nugroho menjelaskan bagaimana Si pendil bekerja
Nugroho menjelaskan bagaimana Si pendil bekerja

Dalam penggunaan sistem peringatan dini ini dikatakan Nugroho, pengguna seyogianya selalu mengosongkan tabung setiap harinya di pagi hari dengan membuka kran pelimpah dan mencatat volume air yang tertampung. Catatan ini akan bermanfaat sebagai penentu nilai ambang batas hujan untuk longsor.

Pengaturan nilai ambang batas dilakukan melalui threshold controller. Sipendil dapat diset pada ambang batas 55, 60, 65, 70, 75, dan 80 mm.

Cara kerja sistem peringatan dini longsor ini cukup sederhana dan mudah dipahami. Peringatan dini tanah longsor bekerja berdasarkan ambang batas hujan. Apabila curah hujan yang tertampung pada tabung penampungan melewati ambang batas, maka alarm atau sirine berbunyi memberikan peringatan pada warga setempat.