Peneliti Indonesia Diharapkan Berorientasi Inovasi dan Invensi

113

BULAKSUMUR, KAHGAMA – Motif kegiatan riset perlu diluruskan kembali. Salah satunya bukan semata-mata demi memuaskan peneliti saja. Namun, juga harus mampu memberikan kemaslahatan bagi manusia.

Peneliti Indonesia diharapkan dapat melaksanakan riset yang berorientasi pada inovasi dan invensi. Sehingga, akhirnya dapat mendorong peningkatan daya saing bangsa.

Demikian disampaikan Direktorat Jenderal (Dirjen) Penguatan Riset Kemenristek Dikti, Dr. Muhammad Dimyati, Senin (15/5/2017) malam dalam Forum Nasional I Manajemen Lembaga Penelitian Indonesia di Fakultas Kedokteran UGM.

Menurut Dimyati, daya saing Indonesia mengalami penurunan dalam tiga tahun terakhir. Berbagai penelitian yang dijalankan pun dinilai belum mampu mendorong daya saing bangsa. “Kalau berbicara inovasi, Indonesia sudah melangkah pada jalur penelitian yang benar. Hanya saja masih kalah cepat dengan banyak negara lain,” paparnya.

Dimyati lebih lanjut menegaskan perlunya upaya meningkatkan nilai dari beberapa variabel inovasi, termasuk publikasi, kekayaan intelektual, dan prototipe industri. Salah satu yang telah dilakukan adalah melakukan penyederhanaan skema pendanaan penelitian untuk meningkatkan pencapaian indikator riset.

“Jumlah publikasi Indonesia saat ini masih berada jauh di bawah Malaysia. Namun, kita optimis dapat mengejar ketertinggalan, bahkan menjadi juara di ASEAN,” tegasnya.

Menurutnya, Indonesia memiliki potensi publikasi cukup besar hingga angka 151 ribu. Namun, potensi tersebut belum tergali secara optimal. Saat ini Indonesia memiliki sekitar 31 ribu lektor kepala (dosen bergelar doktor), lima ribu guru besar, dan setidaknya tiga ribu peneliti  madya.

Potensi SDM tersebut mampu mengalahkan Malaysia jika dibarengi upaya memerbaiki kelembagaan melalui regulasi yang memudahkan peneliti dalam pertanggungjawaban penelitian dan juga meningkatkan pendanaan.

Dalam forum itu pula, Budiadi Prasetiamartati dari Knowledge Sector Initiative mengungkap penyebab rendahnya penelitian di Indonesia, salah satunya beban kerja dosen cukup besar. Selain diwajibkan meneliti, dosen juga harus melakukan pengajaran dan pengabdian pada masyarakat. Seyogyanya, menurut Budiadi, pengajaran dan penelitian dapat diselaraskan. (Humas UGM/Ika/rts)