Peneliti Biodiesel UGM: Implementasi Kebijakan B20 Dilematis

314

Nunung melanjutkan, hal tersebut tentu akan berdampak pada permintaan sawit yang tinggi.Pasalnya, dalam penanaman sawit inilah petaka baru muncul.

Saat ini jika berbicara tentang lahan sawit, tentu tidak bisa dipisahkan dengan pembukaan lahan. Pembukaan lahan sawit ini yang menimbulkan adanya deforestasi atau pembabatan hutan.

Langkah tersebut jelas membawa permasalahan baru. Apa lagi jika bukan kerusakan lingkungan dan perubahan iklim. Padahal, saat ini kampanye pelestarian alam  sedang gencar dilakukan.

“Saya tidak setuju biodiesel diproduksi dari sawit atau bahan yang dikonsumsi oleh manusia. Penggunaan bahan bakar biodiesel yang bersumber dari bahan baku yang dipergunakan sebagai makanan manusia dinilai mahal,” terangnya.

Diskusi yang digelar oleh Dewan Energi Mahasiswa UGM berkolaborasi dengan Komunitas Mahasiswa Sentra Energi (Kamase) ini turut menghadirkan pakar energi terbarukan Ahmad Agus Setiawan S.T., M.Sc., Ph.D sebagai pembicara.

Nunung juga mengungkapkan kekhawatirannya jika sawit tetap digunakan sebagai bahan baku biodiesel. Ia menyarankan kepada pemerintah untuk membuat biodiesel dari bahan lain seperti biji kopi, tanaman jarak dan lain-lainnya yang tidak menimbulkan masalah baru.(Rosa/Magang)