Baca juga: Dirut PT Danareksa Sekuritas Alumnus UGM Beberkan Tips Menjadi Kartini Masa Kini yang Sukses
Joko menerangkan, periode kritis terjadi pada rentang 40-70 hari dari pertama kali kasus Covid-19 di temukan di Indonesia, 2 Maret 2020.
Artinya, periode itu bakal terjadi antara 10 April – 10 Mei 2020.
Dalam periode itu, kata Joko, akan ada peningkatan angka pertumbuhan kasus harian yang cukup signifikan.
“Prediksi ini hampir sejalan dengan hasil kasus harian yang diumumkan oleh Juru Bicara Penanganan Covid-19 di tanah air,” tutur Joko.
“Yakni sejak 7 April 2020, angka penambahan harian mulai meningkat. Pada periode sebelum tanggal tersebut angka penambahan kasus harian masih di kisaran 100-an.”
“Namun, setelah tanggal 7 April 2020, angka kasus harian mulai meningkat di kisaran 200-an kasus per hari,” jelasnya.
Joko berujar, peningkatan tersebut terus berlanjut hingga tertinggi pada 18 April 2020 ketika ada pertambahan 407 Kasus.
Baca juga: Kepedulian KAGAMA Penajam Paser Utara dalam Penanganan Wabah Corona
Sementara itu, masih kata Joko, periode puncak terjadi antara 70-100 hari setelah kasus pertama.
Periode itu akan terjadi berkisar pada 10 Mei – 10 Juni, ketika pertambahan kasus mulai melandai.
“Fase terakhir adalah fase pemulihan (recovery), diprediksi terjadi pada hari ke 120 – 150,” ucap Joko.
“Atau di tanggal-tanggal 2 Juli – 1 Agustus 2020, ketika angka pertambahan masih tetap ada, tetapi jumlahnya sudah sedikit seperti awal-awal kasus ini terjadi,” jelas pria yang juga merengkuh gelar master dari Magister Teknologi Informasi UGM ini.
Joko mengklaim, prediksinya punya keakuratan di atas 95 persen bila dibandingkan dengan kondisi nyata yang terjadi.
Seperti pada 2 April (hari ke-30 wabah) ketika dia memprediksi jumlah kasus berkisar 1.700.
Ternyata jumlah kasus yang diumumkan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) tidak jauh berbeda, yakni 1790.
Baca juga: Sumbangsih KAGAMA Samarinda untuk Cegah Penyebaran Covid-19
