KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Bulan Ramadan 1441 H dilalui umat Islam secara berbeda.
Jika pada tahun-tahun sebelumnya Bulan Ramadan disambut dengan bahagia, suasana duka jadi penghias edisi tahun ini.
Hal ini karena wabah virus corona yang belum juga lenyap dari muka bumi.
Demikian sebagaimana yang disampaikan oleh Dr. Joko Hariyono, S.T., M.Eng, kepada Kagama.
Alumnus Teknik Elektro UGM angkatan 1995 itu melihat pandemi belum menunjukkan tanda-tanda mereda kala Bulan Ramadan memasuki pekan-pekan awal.
Bersama dengan pakar dari Lembaga Eijkman RI, Prof. Amin Soebandrio, Joko memprediksi bahwa Indonesia masih dalam kondisi darurat Covid-19 pada awal Bulan Ramadan.
Amin dan Joko menilai, akan ada penambahan kasus yang cukup tinggi.
Baca juga: Pemuda Teluk Bintuni Bikin Pasar Daring Mama-Mama, Bupati Petrus Alumnus UGM Beri Apresiasi
“Juga belum menunjukkan tanda-tanda Indonesia sudah masuk periode puncak kasus, bahkan lebih jauh lagi di periode pemulihan (recovery),” tutur Joko.
Peneliti Pemda DIY itu menambahkan, masyarakat mesti menerima kenyataan.
Yakni bahwa berbagai imbauan Pemerintah—seperti pembatasan fisik—harus tetap dilakoni di tengah ibadah pada bulan suci.
Kendati demikian, Joko yakin bahwa Ramadan juga membawa harapan meredanya wabah.
Hal ini sebagaimana hasil penelitian yang dia lakukan beberapa waktu lalu.
Penelitian itu berjudul Prediksi Periode Penyebaran Kasus Covid-19 berbasis Konteks.
“Periode kritis (lereng kurva) sudah akan terlewati pada 15 hari pertama Bulan Ramadan,” ujar Joko.
Baca juga:Wabah Corona di Mata Guru Besar Kehutanan UGM adalah Obat Kesembuhan Alam Semesta
