Pendekatan yang Harus Dipakai untuk Menuju Budaya Tatanan Baru

325

Baca juga: Sekjen KAGAMA: Perubahan Kebiasaan Baru Butuh Paham Sosial-Budaya Masyarakat

Yakni membekali individu, kelompok, dan organisasi sehingga mampu beradaptasi dalam beragam perubahan yang dicanangkan.

Eddi lantas menjelaskan mengapa suatu perubahan harus dikelola (manage). Kata dia, akan ada suatu masa ketika seseorang atau kelompok masuk ke dalam kubangan keputusasaan saat menempuh perjalanan menuju titik perubahan.

Menurut Eddi, change management membantu orang agar cepat keluar dari kubangan itu.

Change management mengakselerasi perubahan sekaligus mengurangi konsekuensi-konsekuensi yang negatif,” ucap Eddi, alumnus Fakultas Psikologi UGM angkatan 1979.

Ada beberapa model change management yang populer di kalangan praktisi maupun pakar.

Baca juga: Strategi Perbankan Indonesia Bertahan di Tengah Pandemi

Namun, Eddi, yang telah 25 tahun lebih jadi konsultan pengembangan SDM, menggunakan pendekatan adopt (ambil), adapt (sesuaikan), dan adept (mahir).

Kata Eddi, adopt the new idea, adapt the new behavior, lalu adept to the new normal.

Founder kantor konsultan Asture Solusitons ini memberikan penggambaran sederhana mengenai pendekatan tersebut.

Dia merujuk pada peristiwa fisika yang terjadi pada aktivitas pandai besi. Mereka melunakkan besi dengan api yang sangat panas, lantas menempanya dengan keras untuk dibentuk menjadi pisau, pedang, keris, dan alat-alat lain.

Adopt dalam fisika seperti membuat besi menjadi lembut, dimuaikan, supaya lebih gampang di tempa. Sedangkan proses penempaan adalah adapt,” kata Eddi.

Baca juga: Denni Puspa Purbasari: Kartu Prakerja Bukan Bantuan Sosial