Pendekatan yang Dapat Dilakukan untuk Optimalkan Berbagai Daya Tarik Wisata di Satu Kawasan

451

Baca juga: Seorang Dokter Sangat Tidak Mudah untuk Mengcovidkan Pasien

Agus menjelaskan, pengelolaan dengan format DMO dilakukan secara terstruktur dan terintegrasi. Mencakup fungsi koordinasi, perencanaan, implementasi dan pengendalian, dengan pemanfaatan jejaring dan teknologi.

Upaya itu perlu dilakukan agar memunculkan commercial value terhadap produk dan jasa yang dihasilkan. Sehingga, kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat meningkat.

Seluruh unsur pun perlu membedah kapasitas kearifan lokal masing-masing daya tarik wisata.

Sehingga, kelak bisa memunculkan kesepakatan kekhasan tiap-tiap daya tarik wisata.

Agus berpendapat, kekhasan bisa diikuti dengan produk turunan. Misalnya: gerbang, fasad (muka) bangunan, hingga suvenir yang punya value preposition tinggi.

Baca juga: Tak Mau Menjadi Ahli Gizi, Levi Menikmati Perannya di Bidang Industri Makanan

“Pembuatan zonasi juga penting yaitu untuk mengelompokan unsur-unsur yang ada di destinasi khususnya yang mempunyai peranan dan fungsi yang sama,” kata Agus.

“Zona inti yaitu sebagai main attraction. Sedangkan zona penyangga memisahkan zona inti dan pendukung, serta zona pelayanan yaitu seluruh aktivitas dan fasilitas pendukung yang dikelompokan.“

“Adanya zonasi akan menguatkan tema-tema tertentu di destinasi. Sehingga, story telling dapat dibuat pada setiap zonanya,” beber pria kelahiran 1961 tersebut.

Berbagai daya tarik dalam suatu kawasan wisata perlu dirangkai melalui pengaturan aksesibilitas agar saling terintegrasi.

Selain itu, menurut Agus, perlu disusun travel pattern supaya penyebaran wisatawan: merata, carrying capacity-nya optimal, dan memperpanjang lama kunjungan.

Baca juga: Staf Ahli Kemenkeu: Pemerintah Telah Memberikan Perhatian Penuh pada Pengembangan UMKM Sejak Sebelum Pandemi