Pendekatan yang Dapat Dilakukan untuk Optimalkan Berbagai Daya Tarik Wisata di Satu Kawasan

451

Baca juga: Berawal dari Gubuk Kecil di Kantin Fapet UGM, Bisnis Es Krim Mirza Kini Sudah Menggandeng 50 Restoran

“Juga berdampak pada pelayanan yang tidak standar. Padahal pembangunan kepariwisataan bersifat borderless.”

“Yaitu pembangunan dan pengelolaannya tanpa batas, baik batas administrasi geografis maupun lintas sektor,” sambung alumnus Fakultas Biologi UGM angkatan 1981 ini.

Berdasarkan ilustrasi di atas, Agus meyakini bahwa sebuah destinasi wisata mesti dikelola secara profesional.

Dengan begitu, masyarakat dan lingkungan dapat memperoleh manfaat inklusif secara optimal.

Menurut Agus, pengelolaan profesional destinasi wisata dapat dilakukan dengan pendekatan Destination Management Organization (DMO). Suatu upaya untuk menciptakan single destination, single management.

Baca juga: Dampak yang Terjadi Pada Masyarakat Akibat Perubahan Regulasi Penanganan Covid-19

“Untuk dapat melakukan transformasi menuju DMO, diperlukan kesadaran kolektif para pelaku wisata yang ada di destinasi,” ucap Agus.

“Baik asosiasi, industri, akademisi, pengelola, maupun pemerintah, untuk memajukan dan meningkatkan daya saing destinasi itu sendiri.”

“Kesadaran ini terutama dalam pembuatan kesepakatan, pengambilan keputusan, manfaat langsung dan tidak langsung terhadap unsur-unsur pendukung,” jelas sosok asal Jogja ini.

Hal lain yang tak kalah penting adalah pembahasan mengenai keseimbangan kewenangan antarpemangku kepentingan.

Lalu, perlu adanya kepemimpinan yang mampu menjembatani semua unsur.

Baca juga: Cara yang Dipakai Rohidin Mersyah untuk Tingkatkan Harga Sawit Petani Bengkulu