Pembukaan Lustrum ke-14 UGM, Ingin Ciptakan Civitas Akademika yang Tangguh dan Berdaya Saing Global

545

Baca juga: Kagama Goes to Munas Gelar Gerakan Bali Resik Sampah Plastik

“Pendidikan kita memang inovatif, sehingga yang diperlukan tidak hanya dalam konteks menyiapkan mereka. Tetapi, juga membangun lingkungan yang membuat SDM kita menjadi SDM yang unggul. Lulusan UGM harus berkarakter UGM, tidak boleh mengelompok,” ujar Widodo.

Paripurna kemudian memaparkan serangkaian acara Lustrum ke-14 yang akan berlangsung dari bulan Agustus hingga Desember 2019.

Rangkaian acara terdiri dari kegiatan Seminar/Workshop, Bedah Buku dan Launching Buku, Kegiatan DWP, Lomba tingkat Nasional, Kegiatan Olahraga, Pementasan Wayang Kulit, Nitilaku, Penghargaan Insan Berprestasi, Penghargaan HB IX dan Penghargaan UGM, dan acara puncak, serta ditambah dengan partisipasi dari berbagai fakultas.

“Mentalnya kita siapkan dulu supaya lulusan-lulusan kita tetap mempertahankan dan menghayati spirit dan jati diri UGM. Sesuai dengan jati diri universitas, termasuk sebagai universitas pancasila, kebudayaan, kerakyatan, perjuangan,” ungkapnya.

Paripurna menuturkan dengan adanya rangkaian acara Dies Natalis ke-70 UGM, diharapkan spirit UGM bisa tumbuh dalam diri civitas akademika dan para alumninya.

Pembukaan Lustrum ke-14 UGM di halaman Rektorat. Foto: Kinanthi
Pembukaan Lustrum ke-14 UGM di halaman Rektorat. Foto: Kinanthi

Baca juga: UGM Kembangkan Drone Amphibi Pemantau Bencana

“Diharapkan dengan spirit itu, bisa membawa bangsa dan negara ke tingkat yang lebih tinggi.

Menanamkan Jiwa Gadjah Mada

Selain berdaya saing global dan tangguh, diharapkan ada dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat.

“Acara ini bukan sekadar hura-hura, event ini kita adakan untuk membangkitkan spirit dan semangat UGM untuk ikut serta membangun bangsa dan negara,” ujar Paripurna.

Sementara itu, Widodo mencontohkan salah satu alumnus UGM, almarhum Sutopo Purwo Nugroho.

Diceritakan olehnya, meskipun menderita penyakit kanker stadium empat, Sutopo tetap melayani masyarakat.

Baca juga: BETAGRAFT, Obat Patah Tulang dari Limbah Ceker Ayam Karya Mahasiswa UGM

“Beliau itu UGM banget. Luar biasa, dengan kanker stadium empat, beliau tahu yang sedang dihadapinya. Tetapi beliau tetap melayani publik,” ungkap Widodo.

Menurutnya, Sutopo hanya salah satu representasi yang terlihat di muka, tetapi di akar rumput banyak alumni UGM yang selalu membawa spirit almamaternya.

“Dan itu terbawa oleh alumni UGM lainnya yang tidak kelihatan. Di pelosok, di pedesaan membangun masyarakat, mengedukasi publik, melayani kesehatan tanpa pamrih,” jelasnya.

Selain Paripurna dan Widodo, sambutan lainnya juga datang dari Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng dan Prof. Dra. Yayi Suryo Prabandari, M.Si, Ph.D dari FK-KMK UGM yang menghimbau seluruh civitas akademika untuk hidup sehat.

Termasuk di dalam pembukaan Lustrum ke-14 ini, peserta diharapkan tidak membawa botol minum plastik.

Pembukaan Lustrum ke-14, setelah sambutan kemudian dilanjutkan dengan pelepasan 14 pasang burung sebagai tanda dibukanya lustrum, kegiatan senam pagi, sarapan bersama, menyaksikan penampilan Tari Reog Ponorogo, dan pembagian doorprize.

Peserta yang hadir adalah keluarga besar UGM yang datang dari seluruh fakultas dan unit kerja.(Kinanthi)

Baca juga: Mengenang Almarhum Sutopo Saat Kuliah di Kampus Kerakyatan