Pelajaran yang Bisa Dipetik Guru Besar FK-KMK UGM Setelah Sembuh dari Covid-19

9589

Baca juga: Upaya Menhub Budi Karya Siapkan Aturan Equilibrium agar UMKM Tetap Jalan

Apalagi, dia dan Iwan dalam periode itu kerap melakukan perjalanan Jogja-Jakarta untuk menghadiri suatu pertemuan.

“Ada pihak yang mengapresiasi, tapi ada juga yang heran. ‘Kok diceritakan ke media, apa tidak malu?’,” tutur Uut.

“Apa yang saya rasakan saat itu? Di dalam kedukaan, kami juga punya perasaan yang kuat. Yakni kami tidak ingin menimbulkan bencana lain akibat ketidaktahuan setelah berkontak dengan suami,” jelasnya.

Masa-masa Isolasi

Dua hari setelah Iwan meninggal, Uut harus menjalani isolasi karena juga terdeteksi positif Covid-19.

Pilihannya hanya dua, isolasi di rumah sakit atau isolasi di rumah sendiri.

Di benak wanita kelahiran 1965 itu, rumah tentu menjadi tempat terbaik.

Namun, tinggal di rumah tentu berisiko bagi keluarga dan anaknya.

Baca juga: Aksi Duo KAGAMA Gelanggang Bantu Petani yang Kesulitan akibat Covid-19

Apalagi Uut juga mengaku tidak siap menghadapi penyakit baru ini.

Maka dari itu, dia memilih diisolasi di RS Sardjito. Bagi Uut, masa-masa isolasi itu persis seperti me time.

“Kita punya waktu 24 jam untuk memikirkan diri sendiri. Lakukan apa saja tetapi yang baik,” ujar Uut.

“Sehingga ini golden period untuk memperbaiki hubungan dengan Sang Pencipta dan untuk memperbaiki kondisi fisik,” papar wanita yang hobi bermusik dan bermain tenis meja ini.

Menjalani isolasi membuat Uut merasa seperti anak kos, tetapi di tempat mewah.

Sebab, dia mengaku mendapatkan pelayanan optimal dari tenaga kesehatan.

Belum lagi, menu makanan dan snack yang enak, serta ruangan yang wangi.

Baca juga: Ketua Program Profesi Apoteker UGM: Masyarakat Tidak Perlu Ikut-ikutan Konsumsi Deksametason