Pelajaran Berharga yang Diperoleh Suwarni dari Fakultas Kehutanan UGM

725

Baca juga: Pesan Cinta KAGAMA untuk Gadjah Mada Muda 2020

Bertempat di Karangbendo, Suwarni tumbuh menjadi anak muda yang pancasilais.

Hal ini berkat lingkungan kosnya yang dihuni oleh mahasiswa dari berbagai latar belakang, mulai dari perbedaan jurusan hingga prinsip.

“Kita tidak perlu mengetahui isi mobil orang lain, yang penting saat berkendara tidak saling bersinggungan di jalan,” jelas anak sulung dari enam bersaudara itu.

Sumeleh

Alumnus Fakultas Kehutanan UGM angkatan 1985 itu mengaku bukan mahasiswi yang aktif berorganisasi.

Meskipun demikian, banyak pelajaran berharga yang Suwarni peroleh dari Kampus Perjuangan. Antara lain kedisiplinan dan integritas, yang turut mewarnai perjalanan kariernya.

Baca juga: Presiden Jokowi: Mahasiswa Baru UGM Jangan Lupa Nilai-nilai Kerakyatan

Selama kuliah, Suwarni lebih sering menghabiskan waktunya di luar kampus untuk mengikuti kegiatan asistensi dan proyek penelitian.

Di samping itu, dia berusaha menambah uang saku dengan bekerja paruh waktu sebagai guru les privat siswa sekolah dan interviewer untuk kegiatan riset.

“Sebetulnya dulu ingin sekali mengikuti berbagai kegiatan non akademik yang mendukung, misalnya mendaki gunung. Tetapi, kondisi finansial saya waktu itu tidak terlalu mendukung, jadi ya kuliah saja.”

“Dibandingkan teman-teman lain, saya termasuk mahasiswi yang menentukan jalan hidup sendiri dan berpikir nothing to lose. Orang tua tidak mengarahkan saya, mereka hanya tahu satu kewajibannya yaitu membiayai kuliah,” ujarnya.

Kendati demikian, Suwarni tidak lantas acuh begitu saja terhadap rencana masa depannya.

Baca juga: Akhir Tahun Ini, Indonesia Bisa Punya Akses 30 Juta Vaksin