Pegawai Dinas Lingkungan Hidup Kota Bontang Ini Raih IPK 4,00 di Fakultas Teknik UGM

3282
Mengangkat tesis bertajuk pengolahan greywater yang tidak terpusat, Asa berharap bisa membantu masyarakat mengolah limbah sampai mencapai baku mutu lingkungan sebelum dibuang. Foto: Kinanthi
Mengangkat tesis bertajuk pengolahan greywater yang tidak terpusat, Asa berharap bisa membantu masyarakat mengolah limbah sampai mencapai baku mutu lingkungan sebelum dibuang. Foto: Kinanthi

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Bagi Asa Paramesti (35), mendapatkan IPK 4,00 tampaknya sulit dan tak mungkin dicapai.

Sebelumnya Asa menempuh studi di S1 Teknik Kimia UGM dan lulus dengan IPK yang tidak cumlaude.

Asa mengaku, sebetulnya ada keinginan sesekali bisa meraih IPK cumlaude.

Dirinya pun tak menyangka, pada Wisuda Program Pascasarjana Periode II Tahun Akademik 2019/2020 ini, Asa tidak sekadar cumlaude, tetapi bisa meraih IPK 4,00.

“Waktu itu mikirnya ya dijalani saja sebaik-baiknya. Kalau itu diapresiasi dengan bagus ya alhamdulillah,” ujar wisudawati Prodi S2 Teknik Kimia UGM ini.

Saat menempuh studi, dia berusaha fokus dengan riset yang dikerjakan untuk tesisnya.

Minimal Asa bisa mengupayakan agar tidak mengulang mata kuliah, supaya bisa fokus mengerjakan tesis dan lulus tepat waktu.

Suami pernah mengingatkan agar tidak terlalu bangga dengan ijazah. Karena setelah lulus akan ditantang untuk mengaplikasikan ilmu ke masyarakat. Foto: istimewa
Suami pernah mengingatkan agar tidak terlalu bangga dengan ijazah. Karena setelah lulus akan ditantang untuk mengaplikasikan ilmu ke masyarakat. Foto: istimewa

Baca juga: Pertanian, Industri dan SDM Jadi Kunci Sulut Siap Tantang Era Industri 4.0

Diceritakan oleh Asa, selama proses belajar, mulanya dia harus melakukan penyesuaian yang cukup menantang.

Asa yang lulus kuliah S1 tahun 2007, baru bisa melanjutkan studi lagi pada 2018.

Selama 11 tahun Asa tak menyentuh hal-hal berbau akademis, sehingga dia benar-benar perlu menata diri untuk kembali mengarungi dunia perkuliahan.

Di samping itu, satu hal yang juga menjadi tantangan yaitu cara dosen yang menyampaikan materi dengan textbook oriented.

“Tapi Saya berusaha melakukan penyesuaian. Ini bagian dari proses belajar Saya. Selain itu, metode lainnya adalah belajar kelompok, itu membantu sekali,” ujar Asa.

Begitu juga ketika Asa mengerjakan tesisnya, bagian kegiatan riset luar sungguh membuatnya tertantang.

Riset yang dilakukan Asa melibatkan bakteri, sehingga dia harus telaten memberi makan dan merawat bakterinya itu.

Baca juga: Sebuah Studi Ungkap Cara Atasi Stres di Kalangan Mahasiswa