Para Lulusan Insinyur Pertama di UGM

2319

Baca juga: PIAT UGM Majukan Pertanian Lewat Teknologi Tepat Guna dan Kunjungan Edukasi

Satu Lulusan Kedokteran Gigi

Sedangkan di edisi lain Majalah Gadjah Mada pada Desember 1954 tercatat fakultas lain juga telah berhasil meluluskan sarjana.

Fakultas tersebut yakni Kedokteran Gigi. Namun, berbeda dari dua fakultas sebelumnya, Kedokteran Gigi hanya meluluskan satu orang yang mendapat gelar dokter gigi.

“Dalam tahun ini Fakultit K.K.G.(nama Fakultas Kedokteran Gigi saat itu) memprodusir satu orang dokter gigi. Satu orang tersebut ialah Drs. Nazir Alwi,” terang tulisan kecil di atas foto pengesahan gelar Nazir Alwi.

Dalam foto tersebut nampak Nazir Alwi sedang menjalani pengukuhan dan sumpah sebagai dokter gigi di Fakultas Kedokteran Gigi UGM.

Baca juga: UGM Gandeng Korsel Kenalkan Mesin Pertanian Modern ke Petani Madiun

Kala itu UGM belum mampu meluluskan banyak sarjana maupun insinyur setiap tahunnya.

Maklum, saat itu fasilitas belajar dan sumber-sumber literatur tak semudah hari ini.

Sementara hari ini, setiap tahunnya UGM bahkan menggelar upacara wisuda hampir setiap dua bulan sekali.

Setiap satu proiode wisuda UGM biasanya diikuti oleh ribuan sarjana maupun diploma, meskipun angka tersebut tak sebanding dengan jumlah mahasiswa baru UGM setiap tahunnya yang selalu hampir menyentuh angka 10.000.

Mungkin benar ungkapan yang sangat melegenda di UGM, yaitu “Masuk UGM susah, keluarnya lebih susah.”(Thovan)

Baca juga: Program Studi Higiene Gigi Gelar Dental Hygiene Conference